Jakarta, IDN Times - Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), Dr Pandu Riono, menyentil permintaan maaf yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada Sabtu (17/7/2021) malam. Dalam jumpa persnya, Luhut mengakui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang telah dijalankan sejak 3 Juli 2021 lalu tidak optimal. Data yang disampaikan Satgas Penanganan COVID-19 justru menyebut, selama PPKM rekor kasus harian terus dicetak.
Kasus harian COVID-19 tertinggi terjadi pada 15 Juli 2021 lalu, yakni mencapai 56.757 kasus. Akumulasi kasus COVID-19 di Tanah Air menjadi 2.726.803. Di hari yang sama, akumulasi angka kematian akibat COVID-19 di tanah air menembus 70 ribu jiwa.
Sedangkan, pada 16 Juli 2021, kasus aktif COVID-19 di Indonesia resmi menembus 504.915. Kasus aktif menggambarkan jumlah orang yang sedang dirawat maupun isolasi.
Menurut Pandu, selain permintaan maaf tersebut disampaikan sudah terlambat, Luhut seharusnya mengajukan hal tersebut kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
"Seharusnya dia minta maaf ke orang yang memberikan perintah. Kan bukan rakyat yang meminta dia untuk menjadi komandan PPKM Darurat di wilayah Jawa dan Bali," ujar Pandu ketika dihubungi IDN Times pada Sabtu (17/7/2021) malam.
Ia pun menyarankan agar mandat yang sudah diberikan kepada Luhut dikembalikan saja kepada Jokowi. "Lalu, bilang saya menyerah (urus PPKM Darurat)," tutur dia lagi.
Situasi yang terjadi dalam dua pekan terakhir bertolak belakang dengan pernyataan yang pernah disampaikan oleh Luhut bahwa situasinya sudah terkendali. Apa strategi Luhut untuk mencegah penularan varian Delta meluas di Tanah Air?