Jakarta, IDN Times - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Fikri Hasan, menepis pernyataan dari PDI Perjuangan bahwa parpol tempatnya bernaung sudah melakukan pelanggaran etika. Hal itu lantaran dalam rapat kerja koordinasi nasional pada 26 Februari 2023 lalu, PAN malah 'menggoda' Ganjar Pranowo dengan menduetkannya bersama Erick Thohir. Rupanya PAN belum berkomunikasi dengan PDIP saat membawa-bawa nama Ganjar di forum rakornas.
"Itu kebalik. Harusnya mereka bangga dong. Karena kami dari luar pagar ini meriset ada seorang kader partai politik yang memiliki popularitas tinggi. Harusnya mereka bangga, karena itu kan kader mereka toh?" ungkap Fikri yang ditemui di Hotel Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (28/2/2023).
Menurutnya, yang justru tak boleh dilakukan yaitu mencalonkan Ganjar sebagai bakal capres resmi dari parpol yang dominan berwarna biru itu. "Lain halnya kalau kami mencalonkan atau mengeluarkan pernyataan bahwa yang bersangkutan adalah capres kami, lalu kami daftarkan ke KPU (Komisi Pemilihan Umum). Nah, itu baru pelanggaran!" katanya.
"Sekarang, saya tanya itu sudah terjadi belum? Kan belum. Salahnya di mana," tutur dia lagi.
Ia menambahkan, selama belum ada keputusan resmi dari PDIP terkait nama capres yang bakal didaftarkan ke KPU, maka sah-sah saja bila Ganjar disebut layak menjadi capres. Fikri pun turut mengakui bahwa hingga saat ini belum ada kader PAN yang memiliki tingkat elektabilitas sebesar Gubernur Jawa Tengah itu.
Sementara, di satu sisi, ada sejumlah kader parpol yang tingkat elektabilitasnya tergolong tinggi, kata Fikri, malah tidak percaya diri untuk maju menjadi capres. Apakah ini PAN berencana membajak Ganjar untuk menjadi kader mereka?