Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Jakarta, IDN Times - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengakui secara terbuka bahwa dulu memang diberlakukan tes keperawanan bagi calon prajurit perempuan yang ingin bergabung ke institusi TNI. Ia menyebut praktik itu diberlakukan berdasarkan aturan dari Panglima TNI sebelumnya yang telah menjabat jauh sebelum Andika.

Maka, ketika masih menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), aturan tersebut diubah oleh Andika. 

"Saya kemudian mengembalikan dan menggunakan peraturan perundangan. (Tes) keperawanan ini apa dasarnya? Kalau tidak ada dasarnya, lalu maksudnya apa? Sebab, dalam melakukan rekrutmen itu kan yang terpenting harus mampu menjalani pendidikan dasar militer," ungkap Andika dalam wawancara khusus bersama IDN Times pada 25 November 2022 lalu di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. 

Ia menambahkan standar keperawanan tak relevan untuk diterapkan dalam rekrutmen calon prajurit perempuan di TNI. Sebab, baik perawan atau tidak, selama mereka lolos dari kegiatan dasar militer, maka tetap dianggap mampu. 

"Ini orang yang perawan dan tidak perawan pasti bisa (melalui kegiatan dasar militer). Maka, menurut saya tidak ada hubungannya (hanya perawan yang bisa diterima di TNI)," tutur dia lagi. 

Tes keperawanan yang dimaksud Andika bagi calon prajurit perempuan yakni dilakukan inspeksi vagina atau serviks. Tujuannya untuk memeriksa apakah selaput dara masih dalam keadaan utuh. 

Bahkan, menurut Andika praktik itu sebelumnya turut diberlakukan bagi calon istri yang bakal menikahi prajurit TNI. Apakah Andika tidak khawatir aturan tersebut bisa dianulir oleh Panglima TNI selanjutnya?

1. Praktik pemberlakuan tes keperawanan bagi calon prajurit atau calon istri TNI dinilai mengada-ada

Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa (kedua dari kanan) yang didampingi istri Hetty Andika Perkasa (ketiga dari kanan) ketika meninjau KRI Bima Suci-945 pada Jumat, 22 Juli 2022. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Lebih lanjut, Andika turut mengakui bahwa tes keperawanan itu semula turut diberlakukan bagi perempuan yang bakal dinikahi oleh prajurit TNI. Menurut Andika, tes keperawanan bagi calon istri TNI juga praktik yang dinilai mengada-ada. Ia menilai TNI tidak perlu ikut campur terhadap hal tersebut.

"Lho, prajurit kita sudah memilih (calon istri) kok. Dia akan menikahi wanita ini. Lalu, urusannya dengan TNI apa? Apa urusannya harus perawan atau enggak? Itu kan urusan prajurit yang bersangkutan. Ada juga kok prajurit kami yang menikah dengan misalnya janda. Itu kan gak perawan. Lalu, kenapa?" kata Andika dengan wajah heran. 

Ia menilai pernikahan adalah urusan pribadi dari prajurit TNI. Sementara, yang dibutuhkan oleh instansi hanya data-data untuk catatan personel. Selebihnya, tidak ada lagi data yang dibutuhkan. 

Andika akhirnya menghapuskan syarat tes kesehatan bagi prajurit TNI yang bakal menikah. Sebab, praktik tes keperawanan dilakukan dengan bungkus tes kesehatan. 

"Tes kesehatan itu bukan urusan dinas. Biarkan saja dari prajurit kita yang memilih. Dia sudah memutuskan kok," katanya lagi. 

Andika percaya setiap prajurit TNI memilih calon pasangan tidak sembarangan. Mereka pasti telah menerapkan seleksi. Sehingga, Andika memberikan kebebasan kepada para prajurit untuk memilih sendiri calon pasangannya. 

2. Andika fokus ke penyakit menular yang bisa dibawa oleh prajurit TNI

Editorial Team

Tonton lebih seru di