Jakarta, IDN Times - Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, menjelaskan secara runut skenario proses evakuasi ribuan WNI dari Sudan. Yudo mengatakan TNI bertugas mengevakuasi sekitar 300 WNI yang sudah menanti di Kota Port, Sudan.
Menurut informasi, total ada sekitar 1.209 WNI yang bermukim di Sudan. Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) itu menjelaskan, mereka yang diprioritaskan untuk diangkut dengan pesawat milik TNI Angkatan Udara (AU) adalah ibu hamil, anak-anak, dan WNI yang sakit.
"Karena ini situasinya darurat, maka kami diperintahkan untuk melakukan evakuasi darurat. Diutamakan yang dievakuasi ibu hamil, WNI yang sakit. Kami sudah siapkan, makanya kami ikut membawa dokter ke dalam satgas," ungkap Yudo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (24/4/2023).
TNI mengirimkan satu pesawat Boeing 737-400 untuk membantu proses evakuasi WNI dari Port Sudan menuju Jeddah. Pesawat tersebut meninggalkan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Selasa (25/4/2023) menuju Jeddah, Arab Saudi. Kementerian Luar Negeri menjadikan Jeddah sebagai pos misi evakuasi.
"Kami sementara ini perintahnya untuk mengambil dari Port Sudan dulu. Kemarin (WNI) yang di Khartoum, saya dengar informasinya sudah diangkut pakai (kapal) ferry ke Jeddah menuju ke jalur laut," kata dia.
Sementara, berdasarkan informasi, perjalanan dari Port Sudan menuju Jeddah dapat memakan waktu selama 12 jam melalui jalur laut. Yudo menambahkan usai tiba di Jeddah, WNI bakal diangkut ke Indonesia menggunakan pesawat komersial.
"Nanti setelah di Jeddah, ini kemungkinan akan menggunakan pesawat komersial. Sementara, kami tunggu yang darurat dulu. Nanti, berikutnya setelah ini kita laksanakan. Kita menunggu perintah berikutnya," tutur dia lagi.
Kapan pesawat Boeing 737-400 yang mengangkut satgas khusus untuk evakuasi WNI tiba di Jeddah?