Jakarta, IDN Times - Partai Demokrat mengaku tidak akan terburu-buru mengumumkan calon presiden yang bakal mereka usung dalam pemilu 2024. Koordinator juru bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra mengatakan, pihaknya masih menunggu momentum untuk mengumumkan hal penting tersebut. Salah satunya karena situasi politik diyakini masih terus berkembang ke depan.
"Berbicara mengenai pilpres seperti yang disampaikan oleh ketua umum kami, AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), ada dua faktor yang menjadi kunci. Pertama, tiket (dari partai pengusung) dan kedua, momentum," kata Herzaky seperti dikutip dari kantor berita ANTARA pada Jumat, (6/5/2022).
Ia menjelaskan tiket diperoleh melalui koalisi bersama partai politik lain. Apalagi ketentuan ambang batas pencalonan presiden atau presidential treshold 20 persen masih berlaku. Angka 20 persen itu merujuk kepada perolehan suara dalam pemilihan legislatif pada 2019 lalu.
Mengutip data resmi penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 2019 lalu, Partai Demokrat berada di posisi ketujuh dengan perolehan suara 10.876.507 atau setara 7,77 persen. Artinya, partai berlambang bintang mercy itu harus berkoalisi dengan parpol lain memperoleh 13 persen suara lainnya.
"Kalau punya elektabilitas tinggi, tetapi tidak punya tiket, maka hal itu tak bermakna apa-apa," kata dia.
Sementara, hingga kini, Partai Demokrat terus menjajaki berbagai peluang dan membangun komunikasi dengan parpol lainnya.
"Silaturahmi dengan berbagai pihak masih terus kami lakukan. Kami ikhtiar terus dan berjuang membangun koalisi," tutur dia.
Lalu, siapa saja parpol yang bakal diajak Partai Demokrat untuk berkoalisi dalam menghadapi pemilu 2024?