Jakarta, IDN Times - Sejumlah pasukan Detasemen Jalamangkara (Denjaka) terlihat mendekati Pelabuhan Jetty SKK Migas di Pulau Matak, Kepulauan Anambas, pada Minggu, 19 Desember 2021. Mereka dikerahkan dengan satu misi yakni menguasai dan menyelamatkan pegawai SKK Migas yang sedang bertugas. Itu merupakan salah satu materi pelatihan yang dilakukan pasukan elite dari TNI Angkatan Laut (AL) yang memukau sejumlah tamu, termasuk Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal (Mar) TNI Suhartono.
"Upaya untuk melumpuhkan teroris dan penyelamatan sandera dilakukan oleh unsur Rubber Duck yang menyelesaikan sasaran pada kilang minyak. Sementara, unsur Free Fall menyelesaikan sasaran Air Trafic Control (ATC), lalu unsur Sea Rider, unsur Fast Rope, dan unsur EOD menyelesaikan tugas sasaran pada Gedung Jetty Office Port," demikian isi keterangan tertulis pada Selasa, 21 Desember 2021.
Suhartono yang menyaksikan keberhasilan operasi dalam skenario latihan itu turut bangga. Apalagi, ketika latihan dilakukan, cuaca sedang turun hujan dan kondisi alam yang tak menentu.
"Pasukan Denjaka mampu menghadapi segala medan dan cuaca. Mereka berhasil melumpuhkan para teroris dan membebaskan sandera," ujar Suhartono.
Latihan melawan aksi teror itu di Kepulauan Anambas dilakukan pada momen aksi agresif yang mulai ditunjukkan oleh China. Beberapa bulan lalu, Negeri Tirai Bambu melayangkan surat protes kepada Pemerintah Indonesia karena membiarkan pengeboran lepas pantai di Laut Natuna Utara. China menyatakan dengan tegas area pengeboran itu masuk klaim mereka.
Apakah latihan aksi teror itu untuk mengantisipasi aksi agresif lainnya yang dilakukan oleh China?