Ilustrasi kampanye (IDN Times/Galih Persiana)
Sebelumnya, dalam audiensi KPU dengan PBNU, Gus Yahya juga sempat menyinggung soal kampanye di tempat ibadah. Menurutnya, kegiatan politik di tempat ibadah sangat berbahaya karena bisa mempertebal politik identitas jelang pemilihan umum (pemilu).
"Itu berbahaya sekali, jadi tolong, harap, ya memang, dulu pernah ada ya pelarangan atau peraturan kampanye di tempat ibadah. Sekarang masih ada," kata dia usai menggelar audiensi dengan KPU RI di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (4/1/2023).
Oleh sebab itu, pria yang akrab dipanggil Gus Yahya itu mengimbau kepada penyelenggara pemilu untuk mempertegas parameter aturan kampanye di tempat ibadah.
"Cuma sekarang parameter kampanye di tempat ibadah itu seperti apa, saya kira mungkin perlu dipertegas ya. Ini berbahaya, kampanye di tempat ibadah itu berbahaya sekali, tolong jangan dilakukan," bebernya.
Gus Yahya menegaskan, bangsa Indonesia harus belajar dari Pemilu 2019 lalu di mana politik identitas marak dan merusak persatuan.
"Kita ini sudah melihat akibat-akibat dari politik identitas yang luar biasa merusak di berbagai masyarakat, berbagai negara yang ada saat ini. Mari kita jaga, jangan ikut-ikutan, ingin menang ya ingin menang tapi ya mbok jangan pakai cara itu," ujar dia.