Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Logo NU (Nahdlatul Ulama) (Dok. NU)

Jakarta, IDN Times - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan lebih dari 5 ribu lebih santri dan kiai positif COVID-19 hingga Desember 2020. Dari banyaknya santri yang terpapar COVID-19, dua di antaranya meninggal dunia.

Selain itu, ada 112 pesantren di Indonesia terpapar COVID-19. Karena itu PBNU membentuk Satgas NU peduli dengan melibatkan sejumlah badan otonom NU.

1. Sebanyak 234 Kiai meninggal selama masa pandemik

Petugas menyemprotkan cairan desinfektan di Masjid An-Nahdlah di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta, Jumat (13/3/2020) (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Ketua SatkorCOVID-19 Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU, Ulun Nuha, menyebut ada 234 kiai dan tokoh NU wafat selama pandemik COVID-19 melanda tanah air sejak Maret hingga Desember 2020.

“Pandemi ini sangat luar biasa ancamannya, ini mengancam keselamatan warga Nahdliyin terutama para kiai kita," kata Ulun pada Minggu (27/12/2020) seperti dikutip dari ANTARA.

2. Jumlah kiai yang meninggal enam kali lipat dibanding tahun lalu

Ketua PBNU Kiai Said Aqil Siradj saat ditemui di Mapolda Jatim. IDN Times/Fitria Madia

Bila dibandingkan dengan jumlah kiai yang meninggal dunia pada periode yang sama pada 2019, angka 234 orang tersebut jauh lebih besar hingga mencapai enam kali lipat.

“Pada tahun 2019 lalu, para kiyai atau tokoh NU yang meninggal dunia kurang dari 50 orang, hanya sekitar 40-an yang meninggal dunia pada tahun lalu,” kata Ulun Nuha.

3. Bukan karena COVID-19?

Seorang warga yang tidak mengenakan masker melintas, di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus corona. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Meski dinyatakan telah meninggal dunia, Ulun tidak menyatakan para kiai tersebut wafat karena terpapar COVID-19, melainkan para kiai dan tokoh NU wafat selama masa pandemik.

“Jadi kami tidak menyatakan beliau (para kiyai/tokoh NU) meninggal karena COVID-19, kita menyatakan beliau meninggal selama masa pandemik,” katanya.

Editorial Team