Jakarta, IDN Times - Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengurus Besar nahdlatul Ulama (Lakpesdam PBNU), Rumadi Ahmad, menilai maraknya gerakan nikah muda menandai atmosfir kehidupan beragama sudah semakin konservatif. Kaum konservatif itu, kata Rumadi, ingin menguasai ruang publik dengan cara mempopulerkan gerakan nikah poligami dan perkawinan anak.
Pernyataan Rumadi itu disampaikan untuk menanggapi promosi perkawinan anak dan nikah siri yang dilakukan oleh penyelenggara pernikahan bernama Aisha Weddings. Di dalam situs yang sudah tak lagi bisa diakses, Aisha Weddings anjurkan agar perempuan Muslim berusia 12-21 tahun segera menikah.
"Selama ini kan biasanya kalau orang kawin poligami itu cenderung ngumpet-ngumpet, dianggap secara sosial hal yang kurang baik. Tetapi, dari sudut pandang kelompok konservatif ini dianggap sesuatu yang biasa saja," ungkap Rumadi ketika dihubungi oleh IDN Times melalui telepon, Kamis (11/2/2021).
Kelompok konservatif itu akan mengeluarkan dalih di dalam agama Islam hal tersebut memang tidak dilarang. Ajaran agama itu yang kemudian dijadikan satu-satunya tolak ukur kebenaran.
"Makanya mereka semakin berani dan bilang bahwa yang disampaikan bukan semata-mata untuk kepentingan mereka pribadi, tetapi agama yang harus disampaikan ke publik. Soal nikah anak pun cenderung sama," ujarnya lagi.
Kelompok yang berhaluan konservatif itu kemudian sengaja menggunakan ruang publik seperti dunia maya untuk mempromosikan gagasannya. Bahkan, mereka sengaja memilih gagasan yang kontroversi untuk disampaikan ke ruang publik.
"Tujuannya, agar gagasan yang mereka usung menjadi perbincangan publik," kata dia.
Apa yang sebaiknya dilakukan oleh publik agar tidak mudah percaya terhadap gagasan yang lebih banyak membawa dampak negatif ketimbang manfaat?