Kampus UIN Syarief Hidayatullah Jakarta (Google Street View)
Zubair menjelaskan pernyataannya itu dibuat saat memberikan materi kepada mahasiswanya. Menurutnya, hal itu dilakukan untuk memancing diskusi mahasiswa.
"Itu materi perkuliahan saya di kelas. Maksud saya sebenarnya untuk memancing mahasiswa untuk berdiskusi, mendebat dan agar suasana kelas menjadi hidup," kata Zubair kepada IDN Times, Rabu (3/11/2021).
"Namun, qadarullah ada yang memvideokannya secara tidak utuh," sambungnya.
Zubair kemudian meminta maaf apabila ada yang tersinggung atas pernyataannya. Dia juga mengaku sebagai orang yang berpaham As'yariyah.
"Untuk itu, saya hanya berserah diri dan memohon maaf kepada semua pihak yang tersinggung dan tersakiti karena video tersebut. Secara pribadi, saya juga Asy'ariyah dan berpura-pura sebagai bukan Asy'ariyah agar mereka (mahasiswa) mau diskusi," ujarnya.
Penjelasan Asy'ariyah
Dilansir dari NU Online, Asy'ariyah merupakan suatu teologi yang dibawa Ali bin Islami atau yang lebih dikenal sebagai Abu Musa Al-Asy'ari. Ia merupakan ulama besar dari keturunan Abu Musa Al-Asy'ari.
Al-Asy'ari ini merupakan ulama yang mengajarkan dan memperjuangkan akidah ahlussunnah wal jamaah. Dalam berbagai kitab, Al-Asy'ari dikenal sebagai ulama yang mempertahankan ajaran lurus Nabi Muhammad SAW.
Perannya pun diakui dalam menguatkan argumentasi dalil-dalil yang sudah ada sebelumnya. Al-Asy'ari juga dikenal sebagai ulama yang melawan akidah menyimpang kala itu.
Penjelasan Mu'tazilah
Aliran Mu'tazilah dianggap dibawa Washil bin Atha' di Irak. Dari berbagai keilmuannya, Washil kemudian menemukan mu'tazilah.
Dalam bahasa Arab, Mu'tazilah berarti keadaan memisahkan diri. Dalam hal ini, Washil memutuskan memisahkan diri dari golongan Hasan Al-Bahsri.
Dalam aliran ini, ada lima pokok yang disampaikan. Yakni At-tauhid, (Allah Esa), Al-'adlu (keadilan Allah), Al Wa'id (janji dan ancaman), amar makrum nahi munkar (memerintahkan yang baik, mencegah yang munkar), dan Al-Manzilah baina Al-Manzilatain (posisi di antara 2 posisi).