Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Joko "Jokowi" Widodo ketika bersilaturahmi dengan ke kediaman Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri usai Idulfitri 2022. (www.instagram.com/@puanmaharani)

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, membantah hubungan sang ketua umum, Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Joko "Jokowi" Widodo mulai retak jelang pemilu 2024. Komentar Hasto itu untuk mengomentari balik pernyataan akademisi dan analis politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komaruddin.

Menurut Ujang, tanda-tanda keretakan hubungan keduanya sudah terlihat dari absennya Mega dan Puan Maharani dalam acara pernikahan adik Jokowi, Idayati dengan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman. Apalagi, Jokowi juga sempat memberi kode-kode di rapat kerja nasional relawan JokPro pada 21 Mei 2022 lalu di Magelang, Jawa Tengah. 

"Saya tidak percaya apa yang dikatakan pengamat itu. Karena hubungan Presiden Jokowi dengan Bu Mega dan partai, itu sangat baik. Saya koreksi lagi, itu bukan pengamat (yang ulung) karena analisanya tidak cermat. Pengamat itu memiliki mata batin," ungkap Hasto di Senayan, Jakarta Pusat, pada Minggu, 29 Mei 2022 lalu. 

Ia menambahkan bahwa pengamat itu harus mendasarkan analisanya kepada konstruksi peristiwa dan fakta-fakta. "Bukan malah didasari praduga," tutur dia lagi. 

Bila melihat akun media sosial Puan, kali terakhir Jokowi bertemu dengan Mega di Teuku Umar, Jakarta Pusat, pada 7 Mei 2022 lalu. Di dalam unggahan tersebut, Puan menulis dalam pertemuan yang masih diselimuti suasana Idul Fitri itu, Mega dan Jokowi membahas berbagai hal strategis bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia. 

Lalu, apa komentar PDIP terkait pembentukan tiga partai politik yang kini membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)?

1. PDIP tak merasa ditinggalkan parpol lain karena belum umumkan koalisi

Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Sementara, di kesempatan terpisah, Hasto turut mengomentari pembentukan koalisi yang diusung oleh tiga partai politik. Menurutnya, PDIP tak merasa ditinggalkan lantaran Golkar, PPP dan PAN sudah lebih dulu mendeklarasikan koalisi yang diberi nama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). 

Hasto mengatakan, alih-alih ditinggalkan, justru PDIP yang sesungguhnya menyatukan berbagai parpol pendukung pemerintah. "Justru kami yang menarik dan tak pernah meninggalkan. Jadi, kami tidak pernah ditinggalkan," kata Hasto pada 27 Mei 2022 lalu.

Ia mengakui hingga saat ini PDIP belum menentukan arah koalisi dan capres yang bakal diusung dalam pemilu 2024. Hal tersebut baru diputuskan usai digelar rapat kerja nasional kedua pada 21 Juni 2022 - 23 Juni 2022. 

Hingga ada keputusan dari rakernas itu, kata Hasto, PDIP akan tetap berkomitmen dalam sebuah kerja sama yang telah dibentuk sejak awal.

"Kita bukan partai yang suka meninggalkan suatu komitmen di suatu kerja sama. Sehingga kami meyakini dengan konsistensi PDIP untuk selalu setia di dalam kerja sama," tutur dia. 

2. Analis politik nilai Puan dan Mega sengaja absen usai Jokowi lempar kode-kode untuk Ganjar

Editorial Team

Tonton lebih seru di