Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, membantah hubungan sang ketua umum, Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Joko "Jokowi" Widodo mulai retak jelang pemilu 2024. Komentar Hasto itu untuk mengomentari balik pernyataan akademisi dan analis politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komaruddin.
Menurut Ujang, tanda-tanda keretakan hubungan keduanya sudah terlihat dari absennya Mega dan Puan Maharani dalam acara pernikahan adik Jokowi, Idayati dengan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman. Apalagi, Jokowi juga sempat memberi kode-kode di rapat kerja nasional relawan JokPro pada 21 Mei 2022 lalu di Magelang, Jawa Tengah.
"Saya tidak percaya apa yang dikatakan pengamat itu. Karena hubungan Presiden Jokowi dengan Bu Mega dan partai, itu sangat baik. Saya koreksi lagi, itu bukan pengamat (yang ulung) karena analisanya tidak cermat. Pengamat itu memiliki mata batin," ungkap Hasto di Senayan, Jakarta Pusat, pada Minggu, 29 Mei 2022 lalu.
Ia menambahkan bahwa pengamat itu harus mendasarkan analisanya kepada konstruksi peristiwa dan fakta-fakta. "Bukan malah didasari praduga," tutur dia lagi.
Bila melihat akun media sosial Puan, kali terakhir Jokowi bertemu dengan Mega di Teuku Umar, Jakarta Pusat, pada 7 Mei 2022 lalu. Di dalam unggahan tersebut, Puan menulis dalam pertemuan yang masih diselimuti suasana Idul Fitri itu, Mega dan Jokowi membahas berbagai hal strategis bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
Lalu, apa komentar PDIP terkait pembentukan tiga partai politik yang kini membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)?