PDI Perjuangan menggelar upacara detik-detik proklamasi di Lapangan Banteng, Jakarta (Dok. PDI Perjuangan)
Lapangan Banteng, kata Hasto, menjadi saksi sejarah bagaimana Bung Karno pada tanggal 17 Agustus 1963 meresmikan Patung Pembebasan. Patung itu digambarkan dalam sosok Pemuda Indonesia yang kekar, berotot, dan kekuatannya mampu mematahkan mata rantai imperialisme dan kolonialisme.
"Pemuda gagah tersebut dengan nasionalisme yang menyala-nyala memekikkan salam merdeka, merdeka dari perbudakan, merdeka dari penjajahan," tuturnya.
Menurut dia, semangat dan energi pembebasan itulah yang seharusnya tetap dijaga oleh Indonesia.
"Bung Karno sendiri yang tampil dan menjadi model hadirnya sosok pemuda pembebas yang mampu mematahkan mata rantai penjajahan, dan bergabunglah Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi," katanya.
"Dengan bergabungnya Irian Barat menjadi satu kesatuan wilayah tanah air Indonesia, maka genaplah wilayah Indonesia yang terletak di antara dua benua dan dua samudera, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga ke Rote," katanya menambahkan.