Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi lll Fraksi PDI Perjuangan Arteria Dahlan, menyinggung proyek pada platform digital untuk Kartu Prakerja senilai Rp5,6 triliun. Mundurnya salah satu staf khusus millennials Presiden Joko “Jokowi” Widodo, yang juga merupakan CEO Ruangguru Adamas Belva Syah Devara, dianggap belum cukup.
Arteria meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memeriksa delapan vendor digital lainnya tanpa tender yang diberikan kuota raksasa oleh pemerintah.
“Permen raksasa oleh pemerintah. Bagaimana bisa terjadi. Bagaimana strategi pengawasannya. Tidak cukup dengan mundur, pak. Ini korupsi,” ujar Arteria dalam Rapat Kerja bersama KPK yang disiarkan secara langsung di YouTube TV Parlemen, Rabu (29/4).