Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Reza Iqbal

Jakarta, IDN Times - Pembangunan tahap pertama Light Rail Transit (LRT) wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) sampai 8 Februari 2019, telah mencapai 58,3 persen.

Direktur Operasional PT Adhi Karya Pundjung Setya Brata mengungkapkan, pembangunan LRT tahap I sudah dimulai sejak September 2015.

Pundjung merinci, progress pembangunan tahap I tersebut terdiri dari lintas pelayanan 1 dari Cawang ke Cibubur sudah mencapai 78,5 persen.

1. Uji coba LRT dilaksanakan Juni

IDN Times/Reza Iqbal

Sedangkan lintas pelayanan 2 rute Cawang - Kuningan sampai Dukuh Atas sudah 46,1 persen, dan lintas 3 dengan rute Cawang-Bekasi Timur sudah 52,8 persen.

"Kami menargetkan pada Juni tahun ini rangkaian kereta pertama dari PT Inka akan diuji coba dengan rute Cawang - Cibubur, dengan estimasi waktu 42 menit," jelas Pundjung di Blok M, Jakarta Selatan, Jumat (15/2).

2. LRT bisa terintegrasi dengan moda transportasi lain

Pekerja konstruksi di Proyek Stasiun LRT Jabodebek. (IDN Times/Gregorius Aryodamar)

Pundjung mengakui perkembangan Jakarta sangat cepat, sehingga membutuhkan moda transportasi massal yang tepat di lahan Ibu Kota yang terbatas.

"Kita ada tuntutan bahwa tiap tiga menit LRT akan lewat jadi tidak mungkin kita buat di bawah," paparnya.

Selain itu, pembangunan dengan skema elevated atau melayang bisa terintegrasi dengan moda transportasi lain seperti TransJakarta, KRL, dan MRT. 

3. Infrastruktur LRT bisa dibangun dengan beberapa cara

IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Ketua Bidang Advokasi MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia) Darmaningtyas mengatakan, ada beberapa cara untuk membangun LRT, bisa di atas tanah langsung, jalur melayang, atau bawah tanah.

Dia menjelaskan, pemilihan cara tersebut tergantung dengan ketersediaan lahan, kebijakan tata ruang, serta kapasitas angkut.

"Kalau pembangunan KRL Jabodetabek aja diusulkan dibuat layang di perlintasan sebidang, maka pemilihan LRT yang melayang tepat dong? Kenapa justru dipersoalkan, lha wong yang upgrade aja diusulkan?" ungkapnya.

4. Jusuf Kalla kritik pembangunan LRT

ANTARA News/Fransiska Ninditya

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengkritik pembangunan LRT kurang efisien, karena dibangun dengan biaya mahal dan ada di samping jalan tol. Ia mengatakan, seharusnya LRT Jabodebek dibangun terpisah dengan jalan tol.

“Siapa konsultan yang memimpin ini? Sehingga biayanya (mahal) per kilometer. Kapan kembalinya kalau dihitungnya seperti itu,” ungkapnya beberapa waktu lalu.

Editorial Team

EditorSunariyah