Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD mengakui bahwa ada keterlambatan informasi mengenai proses evakuasi 238 WNI dari Provinsi Hubei, Tiongkok. Pemerintah pusat tidak menyampaikan jauh-jauh hari ke Pemda di Kepulauan Natuna.
Hal itu, kata Mahfud, karena proses evakuasi ratusan WNI dari Negeri Tirai Bambu terjadi begitu cepat sehingga terjadi keterlambatan penyampaian informasi.
"Memang terjadi semacam bukan miskomunikasi ya, keterlambatan informasi. Karena perkembangan berlangsung begitu cepat sehingga pemerintah begitu mendapat green light untuk memulangkan saudara-saudara kita WNI dari Wuhan RRT itu langsung bekerja cepat," ujar Mahfud ketika memberikan keterangan pers usai menggelar rapat koordinasi mengenai situasi di Kepulauan Natuna di kantor Kemenko Polhukam Jakarta pada Selasa (4/2).
Lantaran keterlambatan itu, maka kini ratusan warga lokal di Kepulauan Natuna memprotes keberadaan WNI yang diboyong dari Wuhan. Mereka khawatir ratusan WNI itu bisa membawa potensi penularan virus corona. Apalagi jumlah korban tewas akibat terjangkit virus itu telah mencapai lebih dari 300 orang.
Lalu, mengapa akhirnya pemerintah memilih untuk melakukan observasi terhadap ratusan WNI dari Tiongkok di Kepulauan Natuna?