Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi)
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah akan menggunakan data bed occupancy rate (BOR) dan vaksinasi sebagai asesmen level di suatu daerah. Hal ini dilakukan agar pemerintah daerah mendorong pasien tanpa gejala dan gejala ringan melakukan isolasi mandiri (isoman).

“Strategi level PPKM juga perlu diubah. Pemerintah tetap akan menggunakan enam indikator yang menjadi standar dari WHO, tetapi akan memberikan bobot lebih besar dalam penentuan level kepada indikator rawat inap di RS,” kata Luhut dalam keterangan pers yang disiarkan langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (31/1/2022).

1. BOR jadi syarat asesmen level agar Pemda dorong pasien OTG dan gejala ringan isoman

Ruang Isolasi Pasien COVID-19 di RSUP Persahabatan (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Langkah ini dilakukan, ujar Luhut, agar pemerintah daerah mendorong pasien tanpa gejala dan gejala ringan untuk isolasi mandiri dan tidak masuk ke rumah sakit. Hal itu penting dilakukan agar asesmen level tidak naik.

“Mendorong pasien yang tidak bergejala atau OTG dan bergejala ringan tidak masuk ke dalam rumah sakit, sehingga asesmen levelnya juga berada di kondisi yang cukup baik. Selain itu langkah ini juga akan menjaga upaya pemulihan ekonomi, dengan tetap memastikan kapasitas kesehatan kita tetap dalam kondisi yang aman,” jelas Luhut.

2. Untuk masuk level 1 dan 2, daerah harus capai target vaksinasi lengkap

Tenaga kesehatan TNI menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada pelajar di SDN Harapan Mulya 02, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (15/12/2021). (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Selain itu, lanjut Luhut, pemerintah juga mengubah syarat indikator masuk level 1 dan 2. Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini menyebut vaksinasi lengkap akan menjadi salah satu indikatornya.

“Untuk masuk level 1 dan 2 yang tadinya vaksinasi dosis pertama menjadi vaksinasi lengkap. Hal ini dilakukan untuk mengakselerasi vaksinasi dosis dua di kabupaten/kota yang masih tertinggal,” ucap Luhut.

3. Masih ada 22 kabupaten/kota di Jawa-Bali yang capaian vaksinasi dosis dua di bawah 50 persen

Suasana vaksinasi COVID-19 massal di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (22/6/2021). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya.

Luhut memaparkan saat ini terdapat 22 kabupaten/kota di Jawa-Bali yang capaian vaksinasi dosis dua masih di bawah 50 persen. Sementara, terdapat 29 kabupaten/kota yang vaksinasi dosis kedua untuk lansia masih di bawah 40 persen.

Ketentuan baru asesmen level, tambah Luhut, akan berlaku mulai pekan ini. Namun, pemerintah akan memberikan waktu transisi selama dua minggu untuk kabupaten/kota mencapat target.

“Dengan menggunakan asesmen terbaru ini, perubahan level kabupaten/kota dapat dilihat secara rinci pada Inmendagri Jawa Bali yang akan diterbitkan hari ini,” terang dia.

Editorial Team