Kondisi NY, anak korban penganiayaan dan penelantaran diduga mengalami pencabulan di Denpasar. (IDN Times/Ayu Afria)
Namun, setelah dipastikan ke dokter dan dilakukan screening berupa cek lab dan tes darah, ternyata tidak ada masalah di dalam tubuh korban. Dokter menyimpulkan bahwa memar itu karena ada benturan.
“Alhamdulillah, tanggal 24 kemarin itu, guru-guru melapor. Karena mereka juga baru tahu, ternyata ada bukti itu (CCTV). Akhirnya kami membuat laporan ke polisi dan alhamdulillah, kami juga dibantu oleh KPAI juga,” kata Rizki.
Laporan itu dibuat di Polres Metro Depok pada Senin (29/7/2024) dan teregistrasi dengan nomor LP/B/1530/VII/2024/SPKT/Polres Metro Depok/Polda Metro Jaya.
Berdasarkan rekaman CCTV, Rizki memastikan, anaknya bukan korban satu-satunya. Namun, baru dia yang berani melaporkan karena bukti kuat ada pada si anak.
“Korbannya sebenarnya lebih dari satu, cuma, orangtua korban yang lain itu belum tahu detailnya. Jadi guru-gurunya itu melaporkan ke saya dulu. Karena bukti yang kuat itu ada di anak saya,” kata Rizki.
Selain memar akibat penganiayaan, MK juga diduga mengalami trauma.
“Jadi, setiap kali bertemu dengan orang tersebut, bahkan cuma melihat orangnya saja, dia itu takut, histeris, nangis ketakutan. Dan sekarang juga anak saya menjadi setiap bertemu dengan orang baru, dia menjadi takut. Mungkin karena insecure atau merasa enggak aman, takut di apa-apain. Ada trauma yang membekas di hati dia,” imbuhnya.