Kesadaran politik begitu melekat pada Bu Ainul Mardiah (44 tahun), ia beserta keluarga berbondong-bondong datang ke TPS untuk memberikan hak pilihnya. Meski dihadapi dengan cuaca terik dan menempuh perjalanan yang jauh untuk sampai ke TPS, ia tak patah semangat dan tetap memilih untuk tidak golput.
Bu Ainul menceritakan bahwa dulunya ia merupakan warga Kecamatan Medan Perjuangan, tetapi ia sudah pindah rumah dan masih menggunakan KTP yang lama. Menurutnya, dalam hidup ada hak dan kewajiban, sebagai masyarakat Indonesia adalah kewajiban kita untuk memilih demi menentukan nasib kita sendiri kedepannya.
"Hidup ini kan ada hak dan kewajiban. Kalau memilih itu kewajiban kita. Suara kita akan menentukan nasib kita." ungkapnya.
Wanita yang berprofesi sebagai guru madrasah ini juga berharap agar siapa pun pemimpin yang terpilih nantinya dapat memberi perhatian lebih pada isu pemerataan pendidikan, fasilitas kesehatan serta kestabilan harga sembako yang dapat dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah.