Ilustrasi bersalaman tanda komitmen. (Freepik.com/jcomp)
Ia menjelaskan, kegiatan ini juga menjadi ajang untuk menyamakan persepsi terkait implementasi program-program prioritas nasional, seperti MBG (Masyarakat Berdaya Guna), Koperasi Desa, Sekolah Rakyat, hingga Ketahanan Pangan.
Seluruh kebijakan tersebut, lanjut Ajat, memerlukan masukan langsung dari pemerintah daerah agar pelaksanaannya di lapangan lebih tepat sasaran.
Terkait kondisi fiskal daerah, Ajat juga menyoroti dampak dari kebijakan Transfer Keuangan Daerah (TKD) yang berbeda antarwilayah. Ia mengungkapkan, terdapat sekitar 147 kabupaten/kota di Indonesia yang belanja wajib dan mengikatnya, seperti gaji pegawai, listrik, air, dan operasional dasar masih belum mencukupi.
“Ada daerah yang fiskalnya cukup kuat, tapi banyak juga yang masih terbatas. Di Jawa Barat sendiri, ada lima daerah yang perlu pembahasan lanjutan dengan Kemendagri, yaitu Kabupaten Ciamis, Pangandaran, Kota Cimahi, Kota Sukabumi, dan Kota Tasikmalaya,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Pemerintah Kabupaten Bogor juga menyampaikan sejumlah usulan strategis kepada pemerintah pusat, khususnya yang bersifat mendesak dan berdampak langsung bagi masyarakat.
“Kami mengusulkan pembangunan Jembatan Lewi Ranji dan penataan jalan tambang, karena keduanya sangat krusial bagi kelancaran mobilitas dan pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, kami juga mengajukan peningkatan infrastruktur pendukung ketahanan pangan, terutama pada sektor perikanan,” ungkapnya.
Sekda menambahkan, Kabupaten Bogor juga terus berkomitmen mendukung implementasi program Astacita seperti pemberdayaan ekonomi melalui koperasi desa, pembangunan sekolah rakyat, serta kolaborasi dengan TNI untuk pembangunan fasilitas publik.