Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Istimewa

Jakarta, IDN Times - Malam itu Dania tak bisa tidur. Air matanya terus membasahi kedua pipinya. Hatinya hancur berkeping-keping. Dia sadar betul darah yang mengalir di alat reproduksinya karena datang bulan. 

Kehamilan yang sudah lama dinanti-nantikan tinggal harapan. Hasil inseminasi yang sudah dicoba Dania selama 12 hari dengan penuh kehati-hatian itu akhirnya gagal.

"Tengah malam saya merasakan ada yang keluar dari vagina saya, begitu saya cek, yes ini darah, saya menstruasi dan ini berarti saya belum berhasil. Betapa hancurnya hati saya malam itu. Semalaman saya tidak bisa tidur hanya bisa menangis sampai pagi, air mata terus menghalir," ucap Dania saat berbincang dengan IDN Times, Selasa (27/3). 

Beruntung, sang suami, Prayitno, menguatkan semangat Dania untuk program kehamilannya. Keesokan harinya ia mendatangi klinik tempat dia berkonsultasi, untuk memastikan kondisi kandungannya. Tapi dokter menyatakan positif, proses inseminasi perempuan bernama lengkap Dania Eka Putri itu gagal. 

Dokter Zulkfli Ahmad yang menangani Dania pasrah melihat hasil itu. Manusia hanya bisa berikhtiar, hasil sepenuhnya hak prerogatif Sang Pencipta alam semesta ini. Inseminasi hanyalah cara manusia untuk membantu proses kehamilan, hasilnya ada di tangan Tuhan. Dania dan suaminya pun menyadari hal itu.   

"Kuasa Allah apakah pembuahan akan terjadi dan calon embrio akan menempel atau tidak di rahim kita. Dua hal ini hanya Allah yang bisa berkehendak, kita hanya bisa berdoa, karena dalam proses ini tugas kita hanya sampai memasukkan sperma ke rahim saja. Intinya, dari kegagalan ini saya dan suami harus disuruh bersabar lagi, kata Allah belum sakarang saatnya," ujar Dania.

1. Diet ketat untuk inseminasi

Instagram/@daniaputri90

Sebelum melewati malam yang memilukan itu, Dania harus melakukan berbagai tahapan inseminasi dari dokter yang akrab disapa Zul itu, agar mendapatkan kehamilan.

Dimulai sekitar pertengahan 2015, Dania menjadi pasien dokter Zul. Di Klinik Permata Bunda Syariah tempat dokter Zul praktik, Dania harus melakukan berbagai upaya medis mulai USG transvagina, cek darah hormon, HSG, hingga analisa sperma selama setahun pernikahan.

Tiga bulan pertama dokter Zul menyatakan Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) atau gangguan keseimbangan kadar hormonal masih kondisi wajar, karena hasil insulin normal. Pada sindrom ini, tubuh wanita hamil biasanya memproduksi androgen atau hormon laki-laki secara berlebihan.

"Karena PCOS umumnya insulinnya tinggi. Kondisi sperma suami juga sangat baik, bahkan di atas normal. Hasil HSG pun Alhamdulillah kedua tuba saya paten. Jadi dokter akhirnya memfokuskan saya pada treatment obat oral untuk memacu pembesaran sel telur saja," ungkap Dania. 

Enam bulan berikutnya Dania pun hanya melakukan treatment dengan obat oral anjuran dokter, dengan beberapa jenis dan merek obat. Tapi usaha ini belum membuahkan hasil. Dania dan suami harus bersabar. 

"Kata dokter Zul 'tenang bu, banyak jalan menuju roma, kita coba cara lain'. Ya itu lah yang membuat saya yakin dengan beliau dari saat saya pertama kali bertemu, beliau tidak pernah menakuti pasiennya. Sehingga kita akan terus dibuat selalu ber-positive thinking," ujar dia, bersemangat. 

Setelah satu tahun berlalu, akhirnya dokter Zul menyarankan Dania melakukan inseminasi, tapi dengan persiapan yang tidak mudah. Tiga bulan sebelum tindakan ini, ia dianjurkan benar-benar mengatur pola hidup sehat. 

"Makan makanan yang sehat (real food), bukan makanan siap saji, rajin olah raga, mengatur pola tidur malam, jam delapan malam saya harus sudah naik ranjang sehingga jam sembilan saya harus sudah tidur. Tidak ada lagi namanya begadang atau tidur larut malam dan sudah pasti tidak konsumsi kafein, alkohol, dan rokok," ujar dia.
 
Bagi Dania yang bukan perokok atau pun penyuka minuman beralkohol dan kopi, tentu tidak menjadi masalah. Tapi syarat lainnya sedikit memberatkan. Alhasil, setelah semua syarat dijalankan dengan konsisten, awal 2016 dokter menyarankan Dania memulai proses inseminasi. 

Dania menjalani proses inseminasi mulai dari H2 hingga H12 menstruasi. Selama itu ia disuntik obat gonal di sekitar pusar dan diselingi USG di pertiga harinya. "Misal H2-H4 suntik kemudian di H5, saya USG terus lanjut suntik di H5-H8 dan USG lagi di H9 dan sterusnya hingga H12." 

"Tujuan USG pertiga hari ini untuk mengetahui perkembangan besar sel telur, kalau dirasa kurang biasanya dosis obat gonal yang disuntikkan akan ditambahkan, sehingga sampai H12 besar sel telur sudah sesuai harapan. Alhamdulillah semua step by step proses ini berjalan lancar," lanjut perempuan yang suka humor itu. 

Kemudian tindakan berikutnya saat H13 atau H14, Dania menjalani suntik pemecah sel telur. Lalu kurang lebih 36 jam dari jam suntik pemecah sel telur dilakukan tindakan inseminasi. Satu hingga dua jam sebelum tindakan inseminasi, sperma suami Dania diambil untuk dibersihkan agar proses inseminasi berjalan baik.

"Proses inseminasi itu nyuntik kan sperma yang terpilih ke dalam rahim dengan kondisi sel telur dan rahim yang siap dibuahi. Dengan kondisi sel telur ukuran sudah besar dan pecah, artinya sel telur siap ditemukan dengan sperma untuk diharapkan terjadinya pombuahan. Dan hari itu Alhamdulillah semua proses berjalan dengan lancar," terang Dania. 

Dania pun diharuskan bed rest selama 14 hari, sekaligus menunggu proses inseminasi hingga mendapatkan hasilnya. Ia berharap selama belasan hari itu tak datang bulan. Hari demi hari dengan penuh harapan ia berdoa dan tetap yakin usaha untuk kehamilan berhasil. 

"Sambil memandangi puser yang membiru karena selama hampir dua minggu ditusuk jarum suntik, masyaallah rasanya... Tapi tidak apa-apa lah demi mendapatkan sang buah hati, apa pun akan saya lakukan semampu saya," ucap pengusaha di bidang pertanian itu. 

Beruntung, Dania memiliki suami yang perhatian dan penuh pengertian. Apa pun yang dilakukannya demi kehadiran si buah hati, sang suami selalu mendukung. Siti Maryam--yang tanpa suami melahirkan Isa Almasih--menjadi sosok penyemangat suaminya.

"(Suami) tidak pernah dia menyalahkan akan kondisi saya. Justru malah saya yang sering baper (bawa persaaan) dan merasa bersalah akan kondisi saya, tapi suami selalu menyemangati saya," kata perempuan yang menikah pada 2013 itu. 
 
"Dia selalu mengatakan, 'Siti Maryam aja yang tidak punya suami dan tidak pernah dibuahi tapi dengan kuasa Allah dia bisa hamil, jadi kamu juga pasti bisa hamil. Kita hanya disuruh bersabar aja'. Kata-kata itu yang slalu menyemangati hari-hari saya," Dania melanjutkan.

2. Sel telur tidak kunjung membesar

Editorial Team

Tonton lebih seru di