Jakarta, IDN Times - Lemahnya literasi tentang toleransi dan kemanusiaan secara universal membuat aksi brutal yang dilakukan oleh pelaku penembakan umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah salat Jumat di Selandia Baru terjadi.
Akademisi dari Universitas Malikussaleh, Aceh, Kamaruddin Hasan, menyebutkan bahwa aksi teror yang dipraktikkan oleh Brenton Tarrant terhadap umat Islam di Selandia Baru tersebut, menggambarkan bahwa dirinya tidak mampu memahami makna toleransi dalam dimensi yang lebih lebih luas (global).