Jakarta, IDN Times - Direktur Center for Energy Policy, M Kholid Syeirazi, menilai Pertamina memiliki kinerja positif di tengah kondisi geopolitik tidak menentu, yang antara lain menjadi penyebab naiknya harga BBM. Bahkan, menurutnya, BUMN tersebut juga berhasil menerapkan program efisiensi dengan baik.
“Memang harus diakui bahwa kinerja Pertamina tahun ini jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Termasuk dari sisi efisensi,” ungkap Kholid dalam keterangannya, Kamis (8/9/2022).
Menurut Kholid, hal itu antara lain dibuktikan dari kondisi keuangan Pertamina tahun ini, hingga Juli 2022. Pada periode tersebut, Pertamina berhasil menghemat biaya operasional sebesar Rp6 triliun. Dari efisiensi tersebut, lanjutnya, antara lain karena keberhasilan melakukan penghematan pada sektor hulu.
“Saya melihat memang di hulunya terbukti berhasil melakukan penghematan biaya produksi per barel. Dan itu cukup efisien,” ungkap Kholid.