Jakarta, IDN Times - Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, menilai Presiden Prabowo Subianto tak lagi memiliki dendam kepada Jenderal (Hor) Djamari Chaniago sehingga dijadikan sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam).
Djamari dinilai sebagai sosok yang senior untuk mengambil putusan cepat pada masa krisis. Oleh karena itu, kata Arya, yang dibutuhkan adalah orang yang berpengalaman.
"Presiden tentu butuh sosok yang omongannya didengar oleh elite-elite lainnya, terutama yang berlatar militer. Untuk sekarang, Pak Djamari bisa melakukan itu. Isu dendam masa lalu itu sudah selesai lah di Pak Prabowo," ujar Arya ketika dihubungi IDN Times, Jumat (19/9/2025).
Relasi Prabowo dan Djamari diketahui cukup dekat. Apalagi pada 1998 lalu, Djamari merupakan bagian dari Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang memberhentikan Prabowo dari dinas militer.
Mantan Menteri Pertahanan itu diberhentikan dari ABRI karena ditetapkan bersalah dan terbukti melakukan penyimpangan serta kesalahan. Salah satu penyimpangan yang dilakukan Prabowo adalah melakukan penculikan terhadap beberapa aktivis prodemokrasi pada kerusuhan 1998.