Jakarta, IDN Times - Analis politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komaruddin, menduga politikus Partai Gerindra, Sandiaga Uno sengaja membocorkan adanya kontrak politik dan perjanjian utang-piutang dengan Anies Baswedan saat Pilkada DKI 2017 lalu. Tujuannya, agar terbentuk persepsi bahwa Anies adalah sosok yang tak memenuhi komitmen dan mengkhianati janji.
"Jadi, terlihat kesan bahwa Anies bukan sosok yang berintegritas dan tak memiliki kualitas. Kira-kira ke situ arahnya," ungkap Ujang ketika dihubungi oleh IDN Times, Rabu, (8/9/2023).
"Dia (Sandi) pasti sengaja (membocorkan isi kontrak politik) dan itu pasti atas restu dari Prabowo. Mereka itu sengaja membocorkan karena kecewa ke Anies," tutur dia.
Berdasarkan keterangan dari politikus Golkar, Erwin Aksa, Anies pada 2017 lalu meminjam dana senilai Rp50 miliar dari Sandiaga Uno. Menurut informasi yang ia ketahui, dana tersebut belum berhasil dilunasi. Meskipun berdasarkan salinan dokumen yang diperoleh IDN Times, terdapat klausul Sandi bakal menghapus kewajiban bagi Anies untuk membayar utangnya. Kewajiban itu ditiadakan oleh Sandi karena mereka akhirnya terpilih menjadi Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta pada 2017 lalu.
Sementara, selain perjanjian kesepakatan utang-piutang, ada pula kontrak politik yang diteken antara Anies dengan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto. Saat Pilkada DKI 2017 digelar, Gerindra adalah salah satu parpol yang mengusung Anies-Sandi.
Berdasarkan keyakinan Gerindra, Anies berjanji tidak akan ikut pemilihan presiden (pilpres) seandainya ada Prabowo sebagai kandidat calon presiden (capres) di pemilu tersebut. Bahkan, Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan adanya perjanjian politik tersebut.
"Prabowo-nya kan kalah pamor, kalah tenar saat ini (dibandingkan Anies). Suara pendukung Prabowo kan terserap ke Anies dan kalau dilihat Prabowo kan sudah lama sering kena tipu," kata Ujang.
Lalu, apa kata Gerindra mengenai kontrak politik dan perjanjian utang-piutang yang diungkap Sandi ke publik?