Jakarta, IDN Times - Analis politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin menilai saat ini Sandiaga Uno sedang dalam posisi dilema. Di satu sisi, ia memiliki aspirasi untuk maju menjadi capres di pemilu 2024. Namun, Partai Gerindra tak memberi restu.
Maka, mau tidak mau, bila Sandi ingin tetap nyapres, ia harus ke parpol lain untuk mencari dukungan. Makanya, santer terdengar Sandi hendak menyeberang ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"Cuma, partai politik lain yang menjadi pelabuhannya itu kan tidak punya nilai jual. 19 kursi di DPR tidak cukup untuk mengusung jadi capres," ungkap Ujang ketika dihubungi oleh IDN Times melalui telepon pada Rabu (4/1/2023).
Seandainya Sandi pindah ke PPP dan bisa menjadi ketua umum sekalipun, tantangan yang dihadapi akan lebih berat. Selain itu, kata Ujang, Sandi akan dimusuhi oleh kader Gerindra lantaran dianggap berkhianat.
Di sisi lain, PPP juga belum bisa memberikan jaminan bagi Sandi akan diberi tiket capres. Maka, itu sebabnya Sandi memberikan komentar ke publik masih menunggu instruksi dari Partai Gerindra.
Sementara, Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad sudah mempersilakan bila Sandi ingin keluar dari partai dengan lambang Garuda itu. Apakah ini bermakna Sandi urung maju jadi capres atau cawapres di Pemilu 2024?