Jakarta, IDN Times- Wabah pandemi virus corona menjadi tajuk pemberitaan di berbagai negara. Para wartawan dari berbagai media dituntut untuk meliput segala kabar terbaru mengenai COVID-19, mulai dari jumlah kasus temuan terbaru, berapa kasus yang sudah dinyatakan sembuh, hingga bagaimana strategi pemerintah untuk menanggulanginya.
Secara tidak sadar, rutinitas meliput wabah yang sudah menjalar di 142 negara ini menyebabkan kekhawatiran dan trauma bagi sejumlah wartawan.
"Posisi tempat wartawan meliput berada di belakang ruang isolasi, beberapa waktu lalu sempat tidak ada sabun cuci tangan di toilet tempat wartawan. Ketika memesan ojek daring, saya juga langsung ditanyai ‘mau tes mbak?’ Hal tersebut membuat saya khawatir terpapar virus di sekitar saya,” kata jurnalis IDN Times, Lia Hutasoit, yang sudah satu minggu meliput isu virus corona di RSPI Sulianto Saroso, Senin (16/3).
Dalam kondisi tertekan dan trauma, psikoterapis Sidney Tompkins memberikan kiat-kiat supaya wartawan tidak mengalami trauma di tengah meliput virus corona. Sembilan tip yang ia berikan merupakan hasil pengalamannya menangani stres dan trauma dari berbagai ruang redaksi.
Apa saja sih? Berikut IDN Times paparkan 9 tips dari Tompkins yang diunggah dalam laman Poynter.