Alat mesin pertanian (alsintan). (Dok. Kementan)
Sementara itu, Direktur Alat dan Mesin Pertanian Ditjen PSP, Muhammad Hatta, menambahkan bahwa bantuan ini merupakan percontohan agar petani di daerah lainnya turut membuat perbengkelan karena prospek bisnisnya bagus, sehingga dengan adanya bengkel, petani tidak ragu lagi untuk membeli alsintan.
"Bisnis perbengkelan alsintan ini bagus. Bengkel bantuan dari pemerintah ada yang digratiskan biaya service, tapi tidak dengan sparepart-nya. Tapi bengkel yang swakelola Poktan tidak gratis," ujarnya
Selain itu, Kementan juga meluncurkan taksi alsintan dalam rangka membantu menyediakan alsintan secara mandiri oleh pelaku usaha di sektor pertanian melalui fasilitasi bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Saya kira akan banyak sekali daerah-daerah, desa-desa, provinsi, kabupaten akan banyak para petani yang mau beli alat dan mesin pertanian baik itu rice mill unit (RMU), dryer, combine harvester, traktor, dan lain-lain dengan pola program taksi alsintan,” ujarnya.
Muhammad Hatta menjelaskan program tersebut merupakan inovasi Kementan untuk mengurangi beban APBN dan melatih kemandirian petani.
“Taksi alsintan itu inovasi kita untuk mengurangi beban APBN. Program ini berkaitan langsung dengan layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sehingga petani bisa lebih mandiri,” pungkasnya. (WEB)