Jakarta, IDN Times - Jurnalis senior Najwa Shihab memang dikenal konsisten lantang dalam menyuarakan isu-isu antikorupsi. Apalagi di momen genting di mana kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hendak dipangkas melalui UU baru yang disahkan pada (17/9) lalu, ia makin lantang bersuara.
Salah satunya ia menyentil sikap plin plan yang ditunjukkan oleh Partai Gerindra melalui akun media sosial. Pada Selasa (8/10) akun Instagram Gerindra mengunggah sebuah video dan diberi caption "RUU KPK, Presiden @jokowi, pilih partai pendukung atau rakyat"?
Najwa pun langsung menyambar dan memberikan komentar tegasnya. Ia menyentil Gerindra lantaran mencoba menyalahkan Presiden Joko "Jokowi" Widodo semata sebagai penyebab disahkannya UU baru KPK. Padahal, dalam proses rapat-rapat yang kilat itu, justru Partai Gerindra tak menolak terhadap UU yang akan berlaku pada (17/10) mendatang.
"Fraksi Anda secara resmi setuju terhadap revisi UU KPK. Kader Anda Ketua Baleg (Badan Legislasi) yang memimpin pembahasan revisi UU secara kilat dan menolak masukan publik. Lalu publik/rakyat mana yang Anda maksud? @gerindra," demikian respons Najwa pada Selasa kemarin.
Usai "disambar" Najwa, kolom komentar di akun Partai Gerindra sontak langsung ramai. Sebagian besar menuntut admin akun Partai Gerindra menjawab pernyataan Najwa. Namun, usai berlalu sehari komentar itu ternyata dihapus. Begitu juga respons Najwa yang kembali menanggapi jawaban dari Partai Gerindra. Lho kok begitu?