Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi terorisme (IDN Times/Sukma Shakti)
Ilustrasi terorisme (IDN Times/Sukma Shakti)

Intinya sih...

  • Lima pelaku ditangkap, salah satunya jaringan ISIS dan pemain lama.

  • Ada 110 anak yang direkrut, tersebar di 23 provinsi.

  • Rekrutmen dilakukan lewat media sosial dan game online.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Densus 88 Antiteror Polri menangkap lima orang perekrut anak dan pelajar ke jaringan terorisme. Salah satu dari mereka merupakan bagian dari jaringan lama.

"Dalam penegakan hukum ini, dua kategori ini ada ya. Pertama, pemain lama yang juga mencoba merekrut anak-anak kembali. Dia sudah menjalani proses hukum, kemudian setelah lepas dia coba lagi merekrut beberapa anak," ujar Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana, dalam konferensi pers yang dikutip pada Rabu (19/11/2025).

1. Ada lima pelaku, salah satunya jaringan ISIS dan pemaini lama

Ilustrasi terorisme. (IDN Times/Sukma Shakti)

Lima pelaku yang ditangkap adalah FW alias YT, LN, PP alias BMS, MSPO, dan JJS alias BS. Mereka ditangkap sepanjang 2025.

Mayndra tak mengungkapkan siapa sosok yang disebut pemain lama itu. Namun, sosok itu merupakan jaringan Islamic State of Iraaq and Syria (ISIS).

"Jadi, untuk pemain lama yang ditangkap pertama kali oleh Densus 88, diketahui jaringannya berasal dari jaringan ISIS atau Anshoru Daulah ya," ujarnya.

2. Ada 110 anak yang direkrut

Kepala Biro Penerangan Masyarakat di Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen (Pol) Trunoyudo Wisnu Andiko. (IDN Times/Amir Faisol)

Karopenmas Divisi Humas Polri Birgjen Trunoyuydo Wisnu Andiko mengatakan, para pelaku diduga merekrut dan memengaruhi anak-anak untuk menjadi radikal. Sejauh ini, diduga sudah ada 110 anak yang direkrut.

"Densus 88 Antiteror Polri mencatat ada sekitar 110 anak yang memiliki usia rentang antara 10 hingga 18 tahun, tersebar di 23 provinsi yang diduga terekrut oleh jaringan terorisme," ujarnya.

3. Direkrut lewat media sosial dan game online

Ilustrasi media sosial yang digunakan anak muda. (IDN Times/Aditya Pratama)

Trunoyudo mengatakan, rekrutmen anak dan pelajar dilakukan dengan memanfaatkan ruang digital. Mulai dari media sosial hingga game online.

"Diantaranya media sosial, game online, aplikasi perpesan instan dan situs-situs tertutup," ujarnya.

Editorial Team