JAKARTA, Indonesia—Tak banyak rumput hijau yang mengisi lapangan sepak bola yang berlokasi di kompleks sebuah penjara militer di penghujung utara Sao Paolo, Brasil itu. Tanah kering dan debu umumnya menjadi ‘alas' lapangan. Terik atau hujan, setiap petang, bocah-bocah tampak asyik menendang si kulit bundar di sana.
Meskipun tampak seadanya, di lapangan itulah, bocah-bocah dari akademi sepak bola Pequeninos do Meio Ambiente berlatih setiap akhir pekan. Dulu, di antara tebalnya debu dan teriknya matahari, Gabriel Jesus kecil berlarian menggiring bola, menggocek para lawan dan menjebol gawang.
“Bocah (Jesus) itu seorang superstar. Bola seolah-olah selalu mencari dia ketika berada di area kotak penalti. Dia selalu berada di tempat dan saat yang tepat. Dan, selalu begitu,” kenang José Francisco Mamede, salah satu pendiri Pequeninos do Meio Ambiente, saat mengisahkan pengalamannya melatih penyerang timnas Brasil Gabriel Jesus, seperti dilansir Guardian.
Menurut Mamede, tak mudah untuk bermain di lapangan ‘busuk’ seperti itu. Para bocah yang ia latih harus terus mengasah ‘sentuhan pertama’ mereka dan berpikir cepat merespons setiap pergerakan bola. Tak terkecuali Jesus.
“Sepak bola itu sederhana. Tak perlu diperumit. Saya melatih anak-anak sepeti ini: kontrol dan umpan, kontrol dan umpan. Lapangan tanah ini mengembangkan anak-anak menjadi mampu berpikir cepat dan memprediksi arah bola. Jadi, dia (Jesus) akan punya kontrol yang lebih baik ketika bermain di lapangan yang bagus,” ujarnya.
Kini, Jesus tak lagi menendang si kulit bundar di lapangan tanah dan berlumpur. Lapangan rumput artifisial di Etihad Stadium menjadi medan tempurnya sekarang. Sejak Januari 2017, Jesus diboyong dari Palmeiras dengan banderol sebesar 27 juta poundsterling.
Meskipun sempat dibekap cedera, tak butuh lama untuk Jesus untuk beradaptasi dan menjadi penggedor jala gawang utama the Citizen. Dengan kecepatan dan kreativitasnya yang mumpuni di luar dan di dalam kotak penalti, Jesus bahkan sempat ‘mengusir’ Sergio Agüero ke bangku cadangan.
“Saya selalu tahu dia bakal menjadi pemain top. Ketika saya melatihnya, saya memprediksi dia akan menjadi pesepak bola profesional, bermain untuk Brasil dan ditransfer ke luar negeri dengan angka transfer yang besar,” ujar Mamede.
Sejauh ini, semua prediksi Mamede tentang Jesus memang terbukti benar. Pada musim 2017/2018, Jesus turut berkontribusi besar membawa Manchester City menjadi juara Liga Premier Inggris. Dari 29 laga yang dilakoni, Jesus mencetak 13 gol dan membukukan 3 assist.
Jika dulu Jesus masih merayakan Piala Dunia 2014 dengan mengecat trotoar di jalanan rumahnya di Sao Paolo dengan warna kuning-hijau Selecao, kini pesepak bola berusia 21 tahun itu telah masuk dalam skuat inti tim Samba di Piala Dunia 2018. Bahkan, nomor punggung 9 disiapkan sang pelatih untuknya.