Najwa Shihab dan suaminya, Ibrahim Sjarief (Instagram.com/isassegaf)
Najwa Shihab dan Ibrahim Assegaf menikah pada tahun 1997. Dalam sebuah kesempatan, Najwa pernah menyebut bahwa menikah muda adalah salah satu keputusan terbaik dalam hidupnya.
Ia merasa telah menemukan partner yang tepat untuk bertumbuh bersama, dengan Ibrahim. Ia bahkan menyebut pernikahan itu sebagai jalan untuk memaksimalkan potensi dirinya.
Keputusan untuk menunda memiliki anak pun, jadi bagian dari perencanaan yang matang. Najwa dan Ibrahim memilih fokus pada pembentukan diri dan kesiapan emosional sebagai orang tua. Ini menunjukkan cinta juga bicara tentang kesiapan, kedewasaan, dan pemahaman terhadap fase hidup bersama.
Najwa menceritakan kisah cintanya dan suami dimulai di bangku kuliah. Mereka sempat diuji oleh jarak saat harus menjalani LDR (Long Distance Relationship) karena suaminya magang di Amerika Serikat. Namun bagi mereka, jarak bukan alasan untuk melemah.
Keduanya menjaga hubungan dengan prinsip saling percaya, saling terbuka, dan tidak berasumsi. LDR bukan hal yang mudah, tapi jika dilandasi dengan niat dan komitmen kuat, cinta tetap bisa tumbuh subur meski tak selalu berdekatan.
Selama hampir 25 tahun pernikahan, hubungan Najwa dan Ibrahim jauh dari gosip maupun drama. Keharmonisan mereka dibangun lewat keseharian yang tenang dan penuh saling pengertian.Bahkan sebelum menikah, Najwa dan keluarganya menunaikan umrah untuk memantapkan hati.
Keputusan itu bukan hanya soal cinta, tapi juga melibatkan doa dan keyakinan. Hubungan mereka tumbuh dalam ketulusan dan kedekatan spiritual. Sesuatu yang membuat cinta itu tidak hanya bertahan, tapi juga terus mendalam hingga akhir hayat.
Kisah cinta Najwa Shihab dan Ibrahim Sjarief jadi bukti bahwa hubungan yang dibangun dengan dialog, dukungan, dan kepercayaan bisa bertahan lama. Meski kini sang suami telah berpulang, cinta dan nilai-nilai yang mereka bangun bersama tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang.