Perjalanan Karier & Profil Ibrahim Assegaf, Suami Najwa Shihab

Intinya sih...
- Kabar duka datang dari keluarga jurnalis senior Najwa Shihab, suaminya Ibrahim Assegaf meninggal pada Selasa, 20 Mei 2025 di Jakarta.
- Almarhum dimakamkan pada Rabu, 21 Mei 2025 di TPU Jeruk Purut. Ibrahim adalah pengacara ternama dan profesional di bidang hukum perbankan.
- Ibrahim menempuh pendidikan hukum di UI dan University of Melbourne, serta meraih gelar Master of Laws (LLM) melalui beasiswa Australian Development Scholarship.
Jakarta, IDN Times - Kabar duka datang dari keluarga jurnalis senior dan pendiri Narasi, Najwa Shihab. Suami Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf, dikabarkan telah meninggal pada Selasa, 20 Mei 2025, pukul 14.29 WIB, di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), Jakarta.
Jenazah disemayamkan di rumah duka yang berlokasi di kawasan Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Almarhum dimakamkan pada Rabu, 21 Mei 2025, pukul 10.00 WIB di TPU Jeruk Purut. Ibrahim Assegaf dan Najwa Shihab telah menikah sejak tahun 1997 dan dikaruniai satu orang anak, Izzat Ibrahim Assegaf.
Ibrahim Assegaf dikenal sebagai sosok pengacara ternama dan profesional di bidang hukum perbankan, keuangan, serta kepailitan. Selain berkiprah sebagai praktisi hukum, Ibrahim juga menjabat sebagai direktur di PT Justika Siar Publik, perusahaan yang bergerak di bidang edukasi hukum. Berikut perjalanan karir dan profil Ibrahim Sjarief Assegaf.
1. Latar belakang pendidikan Ibrahim Assegaf
Suami Najwa Shihab menempuh pendidikan hukum di Universitas Indonesia, sebelum melanjutkan studinya ke University of Melbourne, Australia.
Ibrahim Assegaf meraih gelar Master of Laws (LLM) pada tahun 2009 melalui beasiswa Australian Development Scholarship. Pada 2002–2003, Ibrahim sempat menjadi peneliti tamu di Program Studi Hukum Asia Timur Harvard Law School, Amerika Serikat.
2. Perjalanan karier Ibrahim Assegaf di bidang hukum
Perjalanan karir Ibrahim Assegaf di dunia hukum dimulai sejak akhir 1990-an. Ibrahim pernah bekerja sebagai Associate di Hadiputranto, Hadinoto & Partners (1997–2000).
Ibrahim juga pernah menjabat sebagai Executive Director di Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (2000–2003). Pria kelahiran Surakarta 1971 itu, juga lama berkiprah di portal hukumonline.com sebagai Managing Director dan Direktur sejak 2000.
Ibrahim sempat masuk dalam daftar 100 pengacara terbaik di Indonesia versi Asia Business Law Journal. Hal ini sebagai bentuk pengakuan atas kontribusinya yang signifikan dalam bidang hukum.
3. Perjalanan cinta Najwa Shihab dan Ibrahim Assegaf
Najwa Shihab dan Ibrahim Assegaf menikah pada tahun 1997. Dalam sebuah kesempatan, Najwa pernah menyebut bahwa menikah muda adalah salah satu keputusan terbaik dalam hidupnya.
Ia merasa telah menemukan partner yang tepat untuk bertumbuh bersama, dengan Ibrahim. Ia bahkan menyebut pernikahan itu sebagai jalan untuk memaksimalkan potensi dirinya.
Keputusan untuk menunda memiliki anak pun, jadi bagian dari perencanaan yang matang. Najwa dan Ibrahim memilih fokus pada pembentukan diri dan kesiapan emosional sebagai orang tua. Ini menunjukkan cinta juga bicara tentang kesiapan, kedewasaan, dan pemahaman terhadap fase hidup bersama.
Najwa menceritakan kisah cintanya dan suami dimulai di bangku kuliah. Mereka sempat diuji oleh jarak saat harus menjalani LDR (Long Distance Relationship) karena suaminya magang di Amerika Serikat. Namun bagi mereka, jarak bukan alasan untuk melemah.
Keduanya menjaga hubungan dengan prinsip saling percaya, saling terbuka, dan tidak berasumsi. LDR bukan hal yang mudah, tapi jika dilandasi dengan niat dan komitmen kuat, cinta tetap bisa tumbuh subur meski tak selalu berdekatan.
Selama hampir 25 tahun pernikahan, hubungan Najwa dan Ibrahim jauh dari gosip maupun drama. Keharmonisan mereka dibangun lewat keseharian yang tenang dan penuh saling pengertian.Bahkan sebelum menikah, Najwa dan keluarganya menunaikan umrah untuk memantapkan hati.
Keputusan itu bukan hanya soal cinta, tapi juga melibatkan doa dan keyakinan. Hubungan mereka tumbuh dalam ketulusan dan kedekatan spiritual. Sesuatu yang membuat cinta itu tidak hanya bertahan, tapi juga terus mendalam hingga akhir hayat.
Kisah cinta Najwa Shihab dan Ibrahim Sjarief jadi bukti bahwa hubungan yang dibangun dengan dialog, dukungan, dan kepercayaan bisa bertahan lama. Meski kini sang suami telah berpulang, cinta dan nilai-nilai yang mereka bangun bersama tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang.