Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman ketika melakukan kunjungan untuk menengok situasi prajurit di Indonesia wilayah timur (www.instagram.com/@tni_angkatan_darat)

Jakarta, IDN Times - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman, meminta kepada seluruh para prajurit TNI AD untuk menghentikan kemarahan terhadap anggota Komisi I DPR, Effendi Simbolon. Instruksi itu disampaikan oleh Dudung usai Effendi meminta maaf secara terbuka kepada Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa, Jenderal Dudung Abdurachman dan TNI. Effendi mengakui pernyataannya yang menyebut TNI seperti gerombolan tidak pantas. 

"Saya tekankan kepada seluruh prajurit dan sudah saya minta hentikan, cukup. Beliau pun hari ini sudah meminta maaf. Tapi, kemarin di media sosial kan memang banyak yang menyampaikan kemarahannya," ungkap Dudung kepada media di Bengkalis seperti dikutip dari kantor berita ANTARA pada Kamis, (15/9/2022). 

Ia kembali menegaskan bahwa TNI akan tetap solid. Meskipun ada yang menyebut hubungannya dengan Andika tidak harmonis.

Dudung pun mengakui ada perselisihan dengan mantan KSAD itu. Namun, hal tersebut dianggap biasa. 

"Kalau saya dengan Pak Andika ada perselisihan sedikit itu biasa. Perbedaan itu biasa. Pejabat lama dengan pejabat baru (berbeda pendapat) itu biasa. Siapapun, di sini ada bupati, wakil bupati berbeda (sikap) itu biasa," tutur dia lagi. 

Namun, belakangan terkuak bahwa sikap marah prajurit TNI AD yang selama ini disaksikan oleh publik di media sosial bukan murni aspirasi mereka. Para prajurit TNI AD tersebut menunjukkan kekesalan terhadap Effendi lantaran diperintah langsung oleh Dudung. 

Instruksi Dudung itu dianggap oleh analis pertahanan menyalahi kewenangannya sebagai KSAD. Bagaimana isi instruksi yang disampaikan oleh Dudung kepada para prajurit TNI AD?

1. Dudung sebut pernyataan Effendi Simbolon tak mewakili institusi DPR

Anggota komisi DPR dari fraksi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon ketika berbicara di DPR (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Kekesalan Dudung bermula dari pernyataan politikus PDI Perjuangan itu dalam rapat kerja bersama komisi I DPR pada 5 September 2022 lalu. Effendi ketika itu menyentil Dudung lantaran memilih absen dari rapat kerja. 

Menurut informasi yang diperoleh Ketua Komisi I DPR, Dudung absen lantaran memilih untuk melihat kesiapan operasi Satgas Yonif 143 TWEJ/Kodam II Sriwijaya. Sejumlah anggota komisi I, termasuk Effendi kemudian mengkritik sikap Dudung yang memilih absen. Apalagi, ketika itu, ada isu penting terkait pembunuhan sadis di Papua yang dilakukan oleh prajurit TNI AD yang ingin dibahas oleh anggota komisi I. 

Effendi kemudian menyebut absennya sikap Dudung sebagai salah satu bentuk pembangkangan. Bahkan, praktik itu sudah sering dilakukan. Effendi lalu menyebut kelakuan TNI tersebut sudah seperti gerombolan dan melebihi ormas. 

Dudung pun menyadari bahwa Effendi memiliki hak konstitusional sebagai anggota parlemen. Namun, kata dia, prajurit TNI AD memiliki kehormatan dan harga diri. 

"Ini yang tak boleh diganggu. TNI AD melaksanakan tugas-tugas secara baik di daerah operasi maupun di tempat lain. Mereka membantu rakyat," kata dia lagi. 

Dudung menambahkan apa yang disampaikan oleh Effendi ridak mewakili institusi DPR, termasuk PDI Perjuangan. "Setahu saya PDI Perjuangan itu juga sangat dekat dengan TNI AD dan perhatian dengan wong cilik. Relasi kami dengan anggota komisi I DPR semuanya baik. Kalau disampaikan TNI AD seperti gerombolan, lebih-lebih dari ormas, itu menyakitkan bagi saya," tutur dia lagi. 

2. Dudung minta perwira tinggi TNI AD untuk memprotes Effendi Simbolon

Editorial Team

Tonton lebih seru di