Jakarta, IDN Times – Kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM) selama ini dinilai tidak efektif dalam menurunkan angka kemiskinan. Salah satu alasannya adalah karena praktik yang salah sasaran, seperti BBM subsidi jenis Pertalite yang masih lebih banyak dinikmati oleh masyarakat mampu.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro, saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk “Mengurai Polemik Kenaikan BBM Bersubsidi” yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Jakarta, Rabu, 14 September 2022 lalu.