Jakarta, IDN Times - Sejumlah lembaga sosial masyarakat (LSM) yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil menilai pesan yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto pada puncak HUT ke-80 TNI pada 5 Oktober lalu tentang promosi dan mutasi, keliru. Prabowo meminta agar kepemimpinan di TNI harus berdasarkan keteladanan, prestasi, dan rasa cinta Tanah Air. Jadi, bukan mengandalkan senioritas semata.
Menurut Koalisi Masyarakat Sipil, pernyataan Prabowo tidak tepat. Persoalan mutasi dan promosi saat ini di TNI karena adanya politisasi yang kental di institusi militer itu.
"Sehingga kenaikan pangkat dan jabatan lebih karena faktor politis dan kedekatan politik," ujar Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI), Julius Ibrani, dalam keterangan tertulis yang dikutip Rabu (8/10/2025).
PBHI termasuk anggota Koalisi Masyarakat Sipil yang lantang menyuarakan reformasi TNI. Julius menyebut masalah yang saat ini terjadi terkait mutasi serta promosi bukan terkait senior dan junior yang tidak berpengalaman.
"Masalah utamanya adalah politik. Di mana sejak era Presiden Jokowi dan hingga saat ini pertimbangan promosi prajurit TNI lebih banyak karena kedekatan politik," katanya.
Meritokrasi, kata Julius, tidak bekerja dan berjalan, karena adanya intervensi kekuasaan yang lebih dominan ketimbang kompetensi, pengalaman, dan profesionalitas.