Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kementerian Agama RI menggelar Halaqah Penguatan Kelembagaan Pendirian Direktorat Jenderal Pesantren di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (27/11/2025) (dok. Kemenag)
Kementerian Agama RI menggelar Halaqah Penguatan Kelembagaan Pendirian Direktorat Jenderal Pesantren di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (27/11/2025) (dok. Kemenag)

Intinya sih...

  • Halaqah pesantren untuk menyerap aspirasi dari sejumlah stakeholderSahiron menjelaskan, tujuan kegiatan ini sebagai media penyerapan pandangan substantif para tokoh agama, bukan hanya sekadar seremoni.

  • Lulusan pesantren merupakan generasi penerusSahiron mengatakan, lulusan pesantren juga merupakan generasi penerus bangsa. Perlu dibekali berbagai ilmu pengetahuan.

  • UIN Yogyakarta dukung pembentukan Ditjen PesantrenRektor UIN Yogyakarta, Noorhaidi Hasan, mendukung pendirian Direktorat Jenderal Pesantren karena pesantren merupakan pilar pendidikan Islam.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Agama RI menggelar Halaqah Penguatan Kelembagaan Pendirian Direktorat Jenderal Pesantren di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (27/11/2025). Forum ini mempertemukan berbagai kalangan seperti akademisi, kiai, nyai, habib, pengasuh pondok, serta pimpinan perguruan tinggi Islam guna menghimpun gagasan mendasar bagi pembentukan instansi baru tersebut.

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam, Sahiron, mengatakan Ditjen Pesantren selangkah lagi berdiri. Sebab, Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui pembentukan lembaga tersebut.

“Kita patut bersyukur bahwa pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren sudah mendapat restu Presiden. Kini saatnya kita menyusun arah besar kelembagaan ini bersama para pemangku kepesantrenan,” ujar Sahiron dalam keterangannya, dikutip Jumat (28/11/2025).

1. Halaqah pesantren untuk menyerap aspirasi dari sejumlah stakeholder

Kementerian Agama RI menggelar Halaqah Penguatan Kelembagaan Pendirian Direktorat Jenderal Pesantren di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (27/11/2025) (dok. Kemenag)

Sahiron menjelaskan, tujuan kegiatan ini sebagai media penyerapan pandangan substantif para tokoh agama, bukan hanya sekadar seremoni.

“Kita ingin mendengarkan langsung. Ketika Direktorat Jenderal Pesantren nanti resmi berdiri, apa yang paling urgen dan apa yang harus dikerjakan pertama? Ini momentum menentukan,” ucap dia.

Sahiron menyampaikan, pesantren di era kemajuan zaman, harus bisa beradaptasi. Caranya, mampu memberikan pendidikan kepada santri menggunakan teknologi digital hingga kecerdasan buatan atau AI.

Sahiron menyebut, santri perlu mengambil peran aktif guna memastikan nilai Islam moderat serta beradab menjadi rujukan utama.

“Jika ruang digital dikuasai kelompok berwawasan keras, maka AI pun akan memantulkan nilai keras. Karena itu para kiai, ustaz, dan santri harus masuk, mengisi, dan mengarahkan,” kata dua.

2. Lulusan pesantren merupakan generasi penerus

Ilustrasi santri di pondok pesantren IDN Times/Zainul Arifin

Sahiron mengatakan, lulusan pesantren juga merupakan generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, perlu dibekali berbagai ilmu pengetahuan.

“Alumni pesantren sangat dibutuhkan untuk memimpin negara. Fondasinya ada di pendidikan adab dan kitab kuning,” ucap dia.

3. UIN Yogyakarta dukung pembentukan Ditjen Pesantren

Kementerian Agama RI menggelar Halaqah Penguatan Kelembagaan Pendirian Direktorat Jenderal Pesantren di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (27/11/2025) (dok. Kemenag)

Dalam kesempatan itu, Rektor UIN Yogyakarta, Noorhaidi Hasan, mendukung pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren. Menurutnya, pesantren merupakan pilar pendidikan Islam.

“UIN Sunan Kalijaga mendukung 100 persen pendirian Direktorat Jenderal Pesantren. Pesantren adalah pilar utama pendidikan Islam dan penopang karakter kebangsaan sejak masa perjuangan,” ujar Hasan.

Editorial Team