Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
(Kediaman Agus Rahardjo di Bekasi) ANTARA FOTO/Risky Andrianto
(Kediaman Agus Rahardjo di Bekasi) ANTARA FOTO/Risky Andrianto

Jakarta, IDN Times - Polri mengaku sudah mulai petunjuk dari teror bom yang menimpa dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode M. Syarif dan Agus Rahardjo. Kepala Biro Penerangan dan Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan ada dua metode yang ditempuh oleh polisi untuk mengungkap pelaku. Pertama, identifikasi sidik jari dan kedua, membuat sketsa terduga pelaku. 

Keberadaan sidik jari ditemukan di rumah Ketua KPK, Agus Rahardjo dan Wakil Ketua, Laode M. Syarif akan menjadi pintu masuk bagi polisi untuk mengungkap pelaku. 

"Kalau sidik jarinya, orang itu punya KTP Elektronik, pasti langsung terdeteksi," ujar Iqbal yang ditemui di Mabes Polri pada (11/1). 

Petunjuk lainnya bisa ditanyakan ke penjual bubur yang sempat ditanyai oleh pelaku teror. 

Lalu, akankah bukti-bukti ini membantu proses penyidikan?

1. Penjual bubur sempat diajak ngobrol oleh pelaku

(Rumah Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif) IDN Times/Santi Dewi

Menurut Kepala Biro Penerangan dan Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo, penjual bubur yang biasa berjualan di area rumah Laode M. Syarif memiliki informasi penting. Sebab, dia sempat diajak ngobrol oleh orang yang diduga pelaku yang melempar bom molotov.

"Saat menanyakan (dia) sempat duduk, tidak menggunakan helm, mengendarai sepeda motor. Oleh sebab itu, sedang coba digambarkan oleh tim Inafis (Indonesia Automatic Finger Print Identification System)," ujar Dedi yang ditemui di Mabes Polri. 

Selain itu, orang yang diduga pelaku sempat bertanya juga ke penjual bubur soal lokasi rumah Ketua RT. 

"Kami akan gambar dulu sketsa wajahnya," kata dia lagi. 

Setelah wajahnya dibuatkan sketsa, maka gambar tersebut akan dikirim ke laboratorium forensik sebagai bahan penyelidikan lebih lanjut.

2. Polisi akan menyelidiki sidik jari di bom pipa palsu

IDN Times / Istimewa

Dedi menambahkan, polisi juga akan memeriksa sidik jari di yang tersemat di barang bukti berupa tas berisi pipa paralon, kabel, baterai, dan sekering. Benda-benda tersebut sudah diamankan oleh polisi. 

"Sidik jari juga akan dikumpulkan. Siapa saja yang pernah memegang barang tersebut," kata Dedi. 

3. Pelaku yang membuat bom rakitan palsu paham betul soal alat peledak

IDN Times/Santi Dewi

Selain itu, menurut Dedi turut menyebut pelaku yang merakit bom palsu untuk diletakan di pagar rumah Agus paham betul mengenai alat peledak. Sebab, apabila dilihat dari rangkaian komponennya, bisa saja pipa itu menjadi bom yang siap ledak. 

"Komponen-komponen itu ada. Tapi gak terkoneksi," kata dia. 

Polisi masih terus meminta keterangan kepada para saksi. Namun, jumlahnya sudah mengekerucut ke beberapa nama. 

Polisi memeriksa 12 saksi untuk teror bom molotov di rumah Syarif. Sedangkan, di rumah Agus, diperiksa 6 saksi. 

4. Kapolri ajak KPK untuk membentuk tim khusus mengusut teror bom

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.

Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada Kamis kemarin sudah menginstruksikan kepada polisi agar mencari pelaku teror yang meletakan bom di kediaman Agus dan Laode M. Syarif. Sebab, hal tersebut merupakan bentuk intimidasi terhadap upaya pemberantasan korupsi. 

Sayangnya, dari Polri tidak membuat gebrakan baru. Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengajak KPK untuk membentuk tim gabungan untuk menyelidiki teror tersebut. 

"Supaya penanganan kasusnya benar-benar transparan," kata Tito yang ditemui di Universitas Indonesia Depok. 

Editorial Team