Ketua DPR RI, Puan Maharani dalam Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD RI Tahun 2022 pada Selasa (16/8/2022). (dok. Biro Pemberitaan Parlemen)
Saudara Presiden dan Saudara Wakil Presiden,
Hadirin sidang yang terhormat, dan
Seluruh Rakyat Indonesia yang kami muliakan
Esok, tanggal 17 Agustus 2022, adalah 77 tahun Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Semangat untuk merdeka, yang digelorakan 77 tahun yang lalu, adalah semangat untuk dapat menyusun bangsa dan nasib tanah air oleh Bangsa Indonesia sendiri, sehingga dapat mewujudkan kehidupan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Telah 77 tahun lamanya, kita telah menyusun dan membangun kemajuan Indonesia untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Pasang surut gelombong pembangunan, disertai dengan gelombang globalisasi dan kemajuan teknologi, telah menggerakan berbagai reformasi dan transformasi di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita.
Tugas membangun bangsa dan negara kita kedepan, menghadapi tantangan dan kendala yang tidak ringan: kita masih menghadapi ketidakpastian situasi Pandemi Covid-19, konflik geopolitik, pemulihan ekonomi global ditengah kerentanan pangan, energi, pengangguran, tekanan moneter global, degradasi lingkungan hidup, serta ancaman bencana alam dan sebagainya.
Saat ini kita juga berada dalam era globalisasi; era kemajuan teknologi dan industri yang semakin cepat dan dinamis; yang telah menempatkan masyarakat kita terbuka dan terhubung secara sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Sehingga berbagai ideologi transnasional, cara berpikir, cara kerja, dan cara hidup, dengan mudah masuk mempengaruhi kedalam kehidupan rakyat Indonesia. Hal tersebut belum tentu sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia; Bahkan dapat menggerus nilai-nilai luhur bangsa dan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia, seperti nilai-nilai agama, budaya, sopan santun, etika, dan toleransi serta sikap saling menghormati di antara sesama bangsa Indonesia.
Apabila kebudayaan yang berkembang di wilayah Indonesia dibiarkan secara alamiah, maka tidak mustahil ideologidan budaya transnasional akan menjadi tuan di negeri ini. Tidak akan ada lagi jati diri ke-Indonesiaan, jati diri kita yang bisa dibanggakan. Tentu saja kita tidak anti budaya asing. Kita tidak dapat mengisolasi diri dari pengaruh budaya asing. Akan tetapi dengan kepribadian jiwa bangsa yang kuat, maka budaya asing dapat disaring dan dilarutkan dalam kebudayaan nasional.
Kita, sebagai bangsa dan negara, semakin dituntut untuk dapat memiliki kemampuan dan kekuatan di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya, agar dapat mewujudkan Indonesia yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian berlandaskan Pancasila.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita semua, seluruh pemangku kepentingan, seluruh anak bangsa, untuk membangun kekuatan nasional kita, yang dimulai dari kesadaran, kemauan dan komitmen untuk ikut ambil bagian dalam kerja bersama, gotong royong, memajukan Indonesia di segala bidang; Komitmen dan Kebersamaan yang bersumber dari cinta pada tanah air dan cinta pada bangsa Indonesia sebagai bangsa yang ber-Pancasila dan Ber-Bhineka Tunggal Ika.
Banyak cara dalam berpartisipasi, bergotong royong, kerja bersama menyusun dan membangun Indonesia; ada dengan cara menjadi Aparatur Sipil Negara, menjadi swasta, ada juga yang bergerak dalam dunia pendidikan, mengabdi dibidang sosial, bidang religius, bidang kesehatan, politik, bergerak di bidang jurnalistik, pers, olahraga, kesenian, pengamat, dan lain sebagainya. Seluruh partisipasi tersebut dapat diartikulasikan dalam bentuk gagasan, kerja, prestasi, gerakan, kritik, dan lain sebagainya.
Semua bentuk partisipasi menyusun dan membangun Indonesia tersebut apabila ditujukan untuk memajukan Indonesia maka arah dari kerja bersama tersebut akan memberikan energi yang positif bagi produktifitas memajukan Indonesia, memperkuat kebersamaan rakyat, mempersatukan rakyat, memperkuat semangat kebangsaan Indonesia, serta membudayakan kepribadian bangsa Indonesia. Dengan demikian, Pancasila sebagai bintang penuntun arah perjalanan bangsa, akan benar-benar menjadi energi yang mewujudkan jiwa pengabdian untuk bangsa dan negara.
Dengan jiwa pengabdian membangun Indonesia, maka Politik Pembangunan Indonesia dalam mengisi kemerdekaan dapat fokus pada upaya-upaya untuk kesejahteraan rakyat, kemajuan pembangunan diseluruh wilayah tanah air, dan pembangunan kebudayaan nasional.
Politik pembangunan membutuhkan tahapan pelaksanaan, prioritas, pengelolaan sumber daya, dan perencanaan pembangunan nasional. Sasaran Pembangunan, tidak hanya pembangunan fisik akan tetapi juga menjangkau pembangunan karakter bangsa.Politik Pembangunan merupakan upaya melalui cara berpikir, cara kerja, dan cara hidup agar dapat mencapai kemajuan dan mewujudkan tujuan nasional.
Bagaimana kita dapat mewujudkan pembangunan nasional yang terencana, terkoordinasi, terintegrasi, dan berkelanjutan?
Pasca Amandemen UUD 1945, perencanaan pembangunan jangka panjang, sebagai arah dan prioritas pembangunan secara menyeluruh yang dilakukan secara bertahap, dirumuskan dalam Undang Undang, yaitu Undang Undang No 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025. Keberadaan Undang Undang ini dalam memberikan arah dan prioritas pembangunan nasional secara menyeluruh, dirasakan belum optimal; bahkan setiap Presiden, Gubernur, dan Bupati/Walikota memiliki visi misi pembangunannya masing-masing. Visi dan misi berbangsa dan bernegara digantikan dengan visi dan misi perseorangan setiap Presiden dan Kepala Daerah.
Realitas tersebut yang mengakibatkan pembangunan nasional bangsa Indonesia, sulit berkesinambungan, berorientasi pada jangka pendek, kadar kepentingan nasional yang berbeda-beda, sehingga terkesan Pembangunan Nasional hanya dari proyek ke proyek.
Politik pembangunan kedepan hendaknya dapat mengintegrasikan seluruh wilayah, seluruh pemerintahan pusat dan daerah, dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat, kemajuan bangsa, dan kebudayaan nasional.
Dalam mempercepat capaian kemajuan Indonesia, selain pemulihan sosial dan ekonomi nasional maka agenda strategis kedepan perlu memperkuat dan mempertajam upaya-upaya yang diarahkan pada: pembangunan kualitas dan karakter nasional manusia Indonesia; pembangunan kedaulatan pangan nasional; penguatan industri nasional; pemerataan pembangunan infrastruktur; serta reformasi birokrasi yang nyata.
Kita perlu memberikan perhatian yang besar pada generasi muda Indonesia; Kedepan merekalah yang akan mewarisi Indonesia.
Saat ini Generasi muda Indonesia telah banyak menunjukan prestasi yang membanggakan baik di bidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Digital, Seni Budaya, Olahraga, startup dan lain sebagainya. Kedepan, berbagai upaya agar diarahkan untuk memperkuat kemudahan akses dan kesempatan untuk memperoleh Pendidikan disetiap jenjang; memperkuat vokasional; memperkuat ruang kewirausahaan.
Kita perlu memperkuat upaya yang fokus pada peningkatkan produktivitas pangan, industri pangan dan kesejahteraan petani; Kedepan jangan terjadi lagi permasalahan seperti kelangkaan Minyak Goreng di negeri sendiri, yang merupakan negara penghasil CPO terbesar di dunia.
Kita tidak ingin hanya menjadi sasaran pasar dari produk luar; kita ingin dapat berdikari di bidang ekonomi melalui industri nasional. Kita juga tidak ingin bangsa Indonesia hanya menjadi kuli di negerinya sendiri. Kita harus Bangga menggunakan Produk Anak Bangsa Indonesia.
Pemerataan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia membutuhkan perhatian kita semua; Kemajuan pembangunan di daerah adalah Kemajuan Indonesia.
Jumlah Aparatur Sipil Negara kita saat ini, lebih dari 3,9 juta. Reformasi Birokrasi yang dijalankan oleh Aparatur Sipil Negara, merupakan sebuah modal kekuatan dalam mempercepat kemajuan Indonesia; Aparatur Sipil Negara harus meninggalkan sikap ‘’membenarkan yang biasa” dan mulai dengan semangat baru yaitu “membiasakan yang benar”.