Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri (IDN Times/Tata Firza)
Jadi, akhirnya di dalam mengkestrasi cara berpikirnya, maka Bung Karno melahirkan Pancasila pada 1 Juni 1945. Pada waktu yang lalu pun Pancasila sepertinya diredupkan, diplesetkan, padalah itu, makanya harus semua yang namanya anggota PDI Perjuangan itu belajar namanya lahirnya Pancasila pada 1 Juni 1945.
Kenapa? Karena semua pada waktu itu seluruh pemimpin bangsa itu bertemu di sebuah rapat namanya BPUPK, orang banyak yang berpidato pada waktu itu, ketika pemimpin rapat menanyakan sebenarnya yang diingikan oleh kita sebagai bangsa falsafah dasar negara yang akan kita merdekakan nanti apa?
Bung Karno menunjuk, bolehkah saya bicara. Lalu bicara panjang lebar akhirnya dengan ditepuktangani oleh seluruh anggota yang hadir pada waktu itu, dan untuk tepuk tangan berdiri itu, kalau bahasanya inggrisnya, standing ovation, itu orang gak bisa dipaksakan.
Jadi, bertepuk tangan sambil berdiri, itu sebuah tanda kehormatan yang luar biasa. Sama, ketika beliau juga membacakan pidatonya, yaitu di PBB yang disebut To Build The Word a New: Membangun Dunia Baru, itu pun mendapatkan yang namanya tepuk tangan, standing ovation, gak bisa kalau disuruh-suruh. Semuanya itu menandakan apa? Cara berpikir Bung Karno itu ternyata mendunia.
Jadi, di tangan Bung Karno politik itu bergerak ke bawah, ke bawah, ingat ke bawah, ke siapa? Ke siapa? Kurang keras (bawah). Yang saya sebut akar rumput, rakyat itu akar rumput, kenapa? Karena ini ada rumputnya ditutupi tapi nanti kalau dibuka dia cepat bertumbuh kembali jadi rakyat itu akar rumput itu tidak pernah bisa dipunahkan. Ingat itu.
Makanya ketika 17 Agustus 1945 itu saya tanya bapak saya, waktu itu sebetulnya takut apa tidak, toh masih dijajah dengan Jepang dan waktu itu Belanda dibantu sekutu masih juga. 'Ya takut', ya terus kok bapak berani, 'karena saya yakin, haqqul yaqin, setelah bunyi proklamasi ini saya dengungkan, maka yang namanya Indonesia akan menjadi sebuah negara berdaulat dan bebas aktif. Jangan lupa lho, yang rugi kalian sendiri, kalau ada yang mau mengubah-ubah itu.
Di tangan Bung Karno, politik ini bergerak dengan pendekatan yang saya katakan keberpihakan selalu harus ada kepada akar rumput, karena apa kata Bung Karno, di dalam gubuknya rakyat miskin itulah energi kepartaian berasal dan Tuhan bersemayan di gubuknya rakyat-rakyat miskin. Jadi, kalau kalian luar biasa bisa datang ke sini, coba kalau mereka mungkin mendengar, aduh kok saya gak bisa ke sana ya, kok gak bisa melihat Ibu Mega ya, coba kasihan apa ndak, ya?
Watak politik seperti inilah yang dipahami oleh PDI Perjuangan sehingga melalui Rakernas ke-III pada 6 Juni lalu, PDI Perjuangan mengangkat kembali konstitusi, ingat perintah konstitusi, ingat perintah konstitusi, bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara negara, itu yang nanti akan jadi pegangan kita supaya kita bisa menang kembali. Kalian siap apa tidak?
(siap)
Ah, baru saja kepanasan, suaranya kok sudah melempem, ayo satgas suaranya itu keras gitu lho. Siap?
(Siap)
Menang. (menang). Masih kurang panjang. Nanti ke mana-mana harus diomongi dengan akar rumput sama rakyat, rakyat itu sebenarnya gampang disentuh lho, artinya dia datangi, sampurasun, assalamu'alaikum terus nanti apa kesulitannya, anak-anak dirangkul, datangkan harapan kepada mereka, jadi gampang sebetulnya. Tetapi kalau gak mau turun, ya ndak akan pernah tahu. Betul apa tidak?
Ini karena tadi sebetulnya tapi saya pikir sudah disebut oleh Mbak Puan, semua yang hadir yang terhormat di sini termasuk Pak Jokowi lalu sudah dikenalkan Pak siapa ya? Yang calon kita namanya siapa?
(Ganjar)
Siapa?
(Ganjar)
Pranowo Ganjar?
(Ganjar Pranowo)
Namanya Pranowo Ganjar? Kok tumben gak salah, biasanya suka kebalik-balik. Tetapi saya juga akan memanggil nanti kalau ibu panggil mulainya anak ranting, lalu berdiri, lalu bilang siap, menang, mau apa gak? Yang di luar juga boleh ikut teriak. Anak ranting partai?
(siap menang)
ranting partai, PAC partai, DPC partai, DPD partai, DPP partai. Ehem, satgas partai, untunglah suaranya masih kencang, kamu masih sayang apa ndak sapa ibu?
(sayang)
Ah lemes, lho nanya kok malah teriak-teriak. Kamu masih sayang apa tidak sama ibu?
(sayang)
Kamu mau dengar dan jalankan dan jalankan instruksi saya apa tidak, dijalankan apa tidak?
(dijalankan)
Gak bohonhg?
(Gak)
Ini janji lho, siapa nanti yang tidak turun, ibu tahu lho, ibu tahu, sangat tahu, jadi orang yang seperti itu hanya ada dua, mundur sukarela, ehem ehem, atau nanti ada aturannya. Pasti sudah tahu
Dengan demikian kita membagi berkah kepada mereka sebagai bentuk gotong royong bangsa, komitmen partai dengan tagline ini tidak bisa dibantah oleh siapapun karena di dalamnya mengandung kebenaran ideologi keberpihakan dan visi seluruh anak bangsa.
Anak-anakku tercinta, perhatian kepada fakir miskin dan anak terlantar adalah praksis ideologi Pancasila yang harus dijabarkan secara utuh, para pendiri bangsa. Dengar, memasukkan ketentuan Pasal 34 ayat 1 di dalam UUD 1945 dengan penuh kesadaran agar tidak ada lagi kemiskinan di dalam buminya Indonesia merdeka.
Apakah ini mungkin? Saya tegaskan sangat mungkin, karena apa? Karena Indonesia ini dimerdekakan dan kondisinya Indoensia itu adalah tumpah darah yang kaya raya, cuma belum diapakan, belum dibagi bareng-bareng, karena itulah mari kita bergerak bersama dengan gampang gotong royong, menyisir ke kampung, ke kolong jembatan, cari anak yang tidak berpunya, yang yatim piatu, yang sekarang ibu pun meminta PDI Perjuangan bergerak soal stunting, mengerti ga stunting itu? Siapa yang gak ngerti?
Betul kurang gizi, akibatnya apa? Anaknya jadi kerdil, jadi cebol, yang sayangnya lagi apa, karena tidak bagus pikirannya, otaknya pun tidak baik.
Masa Pak Jokowi sudah dengan semangat kepada rakyat Indoensia tahun 2045 akan menjaid Indonesia emas, saya ketika bertemu beliau, 'pak, pak kita aja lagi ada program stanting itu mesti bener 0 pak, gak ada lagi anak bangsa ini stanting pak, gimana ini caranya'.
Ini kan banyak ya, di belakang saya ketua-ketua umum partai lho, saya belum tahu, ada yang udah mau ikut sama PDI Perjuangan, ada yang masih mikir ada yang (haha), ya nanti aja lah, nanti tanya sendiri aja, haha jangan ketawa lho ya, makanya tanya aja sendiri.
Jadi apa coba? Nah bagaimana? Banyak hal yang sebenarnya dapat kita lakukan dan bisa membuat mengangkat kemiskinan itu benar, Pak Jokowi benar itu, kemiskinan ekstrem harus dihilang ya saya nanya gimana rakyat kalau tidak bergerak semua, pimpinannya bergerak semua, kemiskinan itu harus bisa ditingkatkan, tidak adalagi korupsi di Indoensia, ya boleh dong saya ngomong, betul apa tidak?
Nah, apa toh, untuk menghapuskan kemiskinan ekstrem itu bukan hanya ukuran pendapatan perhatian, namun rasa bahagia terlindungi menyangkut keadilan pekerjaan yang layak akses terhadap pendidikan sarana kesehatan kebijakan sosial negara semua itu kalau terjadi pasti apa yang dikatakan Bung Karno di gubuk-gubuk miskin itulah sebenarnya ada Allah SWT, itu pasti kelihatan rasa bahagia, karena itulah jejaring kerja sama sangat diperlukan.
Presiden Jokowi Wakil Presiden Ma'ruf, sungguh jadi kado istimewa bagi bangsa Indonesia dalam menjelang peringatan bulan Bung Karno ini UNESCO telah menetapkan tiga arsip pidato presiden pertama Dr. Ir. sebagai memory of the world yaitu, menjadi milik dunia bersama, memory of the world, jadi boleh digunakan oleh siapapun di dunia, yaitu pidato di depan konferensi Asia Afrika Bandung pada 1955. Lalu pidato To Bulid The World a New di PBB 1960 dan pidato pada KTT non blok pertama 1961.
Apa toh, pidato Bung Karno diakui dunia ini apa? Jadi, artinya kita diberi pengakuan bahwa Indonesia semakin terpanggil pada misi global ayng begitu penting, yakni menuju tata dunia baru yang bebas dari penjajahan dan terus berjuang perdamaian dunia secara abadi. Misi tersebut telah dijalankan oleh Presiden Jokowi, penetapan Indonesia sebagai poros maritim dunia, peringatan konferensi Asia Afrika 60 di bandung 2015, dan keberhasilan penyelenggaran G20 serta posisi Indonesia saat ini sebagai Ketua ASEAN sebagai bukti otentik kepemimpinan Indonesia dalam upaya ini terbukti apa? Bahwa pemikirkan geopolitik itu sampai hari ini tetap relevan. Saya percaya dengan spirit Dasa Sila Bandung dan solidaritas bangsa-bangsa melalui Gerakan Non-blok mampu menghadirkan kepemimpinan Indonesia bagi dunia.
Dasa Sila Bandung itu jangan lupa itu ditandatangi 29 negara, jadi bukan kita sendiri, kepemimpinan Indonesia bagi dunia dapat dijalankan sekiranya kita menyelesaikan berbagai persoalan dalam negeri kita dengan semangat gotong royong dalam upaya ini, kesinambungan kepemimpinan nasional sangatlah penting. Atas dasar hal tersebut, maka pada 21 April 2023, saya ndak ngomong sama siapa-siapa, hanya saya jeder, bertepatan dengan Hari Lahir Ibu Kartini saya telah menetapkan saudara Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan.
Kenapa toh? Kok saya ambil Hari Kartini? Karena saya kadang-kadang kesal, lha kalau lihat sejarah peran perempuan itu walah sebetulnya sebelum merdeka. Mereka itu supaya kalian mengerti siapa toh pahlawan-pahlawan perempuan kita sebelum kemerdekaan.
Tahu gak Fatmawati Sukarno itu siapa? Ibu Fatmawati itu saipa ya? Hayo, nenek saya?
(Ibu)
Bukan, Bu Fatma itu yang melahirkan saya ini, makanya saya ini jadi perempuan yang tangguh, gitu lho, coba, betul apa gak? Betul ndak? Mantap apa tidak?
(Mantap)
Iya keren lho, aih.