Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) membakar bendera Republik Indonesia di Nduga Papua. (dok. TPNPB-OPM)
Pimpinan TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma menyatakan sikap tegas kepada NKRI. Mereka ingin agar penerbangan jalur masuk ke Kabupaten Nduga dihentikan.
Mereka juga menilai roda pemerintahan Kabupaten Nduga sebelum almarhum Y.G berbeda dengan Penjabat Bupati karena banyak penangkapan masyarakat sipil, pengungsi, hingga pemerkosaan terhadap mama di kebun oleh TNI Polri di Ibu Kota Keneyam.
"Pilotnya sudah disandera dan sudah di bawa keluar. Untuk itu, anggota TNI/Polri tidak boleh tembak atau menginterogasi masyarakat sipil Nduga karena yang melakukan penyanderaan adalah TPNPB OPM Kodap III Ndugama-Derakma dibawah pimpinan Panglima Brigjen Egianus Kogeya," ujar keterangan tersebut.
KKB juga mengancam tidak akan membebaskan pilot tersebut jika Indonesia tidak mengakui keberadaan Papua Merdeka dan melepasnya dari wilayah NKRI.
"Sesuai sikap kami, TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma bahwa segala jenis pembangunan di tanah Ndugama, kami sudah tolak resmi. Apabila ada pembangunan di Ndugama, apa lagi di distrik-distrik yang pengungsian, maka kami akan sapu bersih. Dengan itu, kami TPNPB melakukan sesuai sikap keputusan secara militer TPNPB," lanjut keterangan itu.