Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20251210_080359.jpg
Pj Ketum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Zulfa Mustofa saat menemui awak media usai rapat pleno (9/12/2025) (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Intinya sih...

  • Zulfa Mustofa berupaya cairkan suasana panas PBNU.

  • Zulfa pastikan hasil rapat pleno PBNU sah.

  • Gus Yahya singgung rapat pleno sebagai manuver sehingga tidak sah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Zulfa Mustofa resmi menjadi Pj Ketum PBNU menggantikan Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya. Keputusan ini ditetapkan dalam rapat pleno PBNU di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (9/12/2025) malam.

Zulfa mengaku sudah menawarkan untuk menggelar pertemuan dengan Gus Yahya. Namun, Gus Yahya masih mempertimbangkan agenda tersebut.

"Saya sudah menawarkan pertemuan, tapi beliau sedang mempertimbangkan dan kemudian tentunya ada hal-hal yang harus dibahas, apa saja tawaran-tawarannya yang tidak bisa disampaikan di sini," kata dia saat ditemui usai rapat pleno.

1. Zulfa Mustofa berupaya cairkan suasana panas PBNU

Pj Ketum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Zulfa Mustofa menyampaikan pidato usai dipilih dalam rapat pleno PBNU di Hotel Sultan, Jakarta (9/12/2025) (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Zulfa mengatakan, pihaknya sudah berupaya mencairkan suasana panas yang belakangan terjadi di internal PBNU. Mengingat, terjadi dualisme kepemimpinan yang berujung saling mengakui satu sama lain.

"Banyak, sudah (ada upaya mencairkan suasana PBNU). Ya, kami sudah komunikasi dengan para pihak yang kemarin-kemarin terjadi perbedaan pendapat, ya, friksi-friksi. Ya, kita sedang mencari formula untuk menjadi titik temu yang kemudian bisa saling menerima the win-win solution di antara kita semua," ungkap dia.

2. Zulfa pastikan hasil rapat pleno PBNU sah

Rapat Pleno PBNU diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025) (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Lebih lanjut, Zulfa memastikan pleno PBNU yang menunjuk dirinya sebagai Pj Ketum baru sudah sah secara aturan. Hal itu disampaikan menanggapi pernyataan Gus Yahya yang menganggap pleno PBNU tidak sah dan hanya manuver belaka.

"Ada di Perkumnya boleh," ucap dia.

3. Gus Yahya singgung rapat pleno sebagai manuver sehingga tidak sah

Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) Konferensi Pers di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (03/12/2025)

Sebelumnya, Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf menyebut, rapat pleno PBNU merupakan sebuah manuver.

"Itu kan manuver, seperti saya bilang sejak awal bahwa secara de jure maupun de facto, saya masih tetap dalam kedudukan saya sebagai Ketua Umum Tanfidizyah PBNU, saya masih efektif dalam fungsi saya, termasuk menggerakkan organisasi sampai ke bawah," ujar Yahya di kantor PBNU, Jakarta.

Yahya menyampaikan, mengganti Ketua Umum PBNU berdasarkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), harus melalui Muktamar. Apabila itu tidak dilakukan, maka tak bisa mengganti ketua umum PBNU.

"Apapun keinginan orang untuk menghentikan saya tanpa Muktamar, tanpa forum musyawarah tertinggi itu, tidak mungkin bisa dieksekusi, karena bertentangan dengan AD/ART dan melawan hukum," kata dia.

Yahya mengatakan, Syuriah tak bisa menggelar pleno seorang diri. Sebab, harus ada pihak lain yang hadir di dalamnya.

"Ini sendiri kan secara aturan tidak bisa disebut pleno, karena pertama, yang mengundang hanya Syuriah dan itu tidak bisa, karena harus pleno itu harus diundang oleh Syuriah dan Tanfidizyah, yang kedua tidak melibatkan saya sebagai Ketua Umum Pengurus Besar," kata dia.

"Nah, sementara rapat Syuriah yang lalu itu jelas para kiai sepuh juga mengatakan dengan tegas sekali bahwa itu bertentangan dengan AD/ART, jadi ya kita lihat ini sebagai manuver saja. Apakah ada jalan keluar? Ada jangan khawatir, ada," sambung Yahya.

Editorial Team