Jakarta, IDN Times - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Netty Prasetyani Aher, menyebut temuan kandungan paracetamol di Teluk Jakarta menjadi bukti buruknya pengelolaan limbah farmasi. Dalam jangka pendek, bila situasi ini dibiarkan maka dapat membahayakan biota laut dan manusia yang bakal mengonsumsinya.
Berdasarkan studi pendahuluan mengenai kualitas air laut yang dimuat dalam jurnal Marine Pollution Bulletin menunjukkan paracetamol terdeteksi di dua lokasi. Pertama, di muara Sungai Angke sebesar 610 nanogram per liter atau ng/L dan muara Sungai Ciliwung Ancol 420 ng/L. Angkanya melebihi batas baku mutu air laut Indonesia.
"Kondisi ini menunjukkan cara pengelolaan limbah farmasi yang buruk dan tidak tertata dengan baik," ujar Netty dalam keterangan tertulis pada Senin (4/10/2021).
Ia mendorong pengelolaan limbah medis atau farmasi menjadi fokus pemerintah. Apalagi, Indonesia masih dibelit pandemik COVID-19. Konsumsi obat diprediksi melonjak dan limbahnya berpotensi mencemari lingkungan.
Apakah sudah diketahui sumber dari limbah medis yang mengandung paracetamol itu?