Twitter.com/fikrizzudinoor
Ia juga mengaku makin prihatin jika tagar ‘Indonesia Terserah’ ini menjadi sikap para tenaga kesehatan. Netty khawatir, tenaga medis tidak lagi mau menangani pasien akibat kecewa karena anjuran diam di rumah tidak mendapat dukungan kebijakan yang kuat.
“Mereka sudah berjibaku berada di garis depan dengan mengorbankan diri mereka, tapi pemerintah plin plan, akhirnya masyarakat pun bersikap tidak peduli. Tentu wajar kalau mereka juga menyerah," ujar Netty.
Menurutnya, jika banyak orang yang sakit, kapasitas fasilitas kesehatan tidak akan mampu menampung.
"Jumlah dokter kita tidak lebih dari 200 ribu di mana dokter paru hanya 1.976 orang, jadi satu dokter paru harus melayani 245 ribu orang. Mereka tidak akan mampu melayani" ujarnya.
Netty meminta pada masyarakat agar kembali mendisiplinkan diri, tinggal di rumah, dan jaga jarak fisik.
"Saya mengerti, masyarakat pasti merasa lelah dan berat dengan segala situasi pembatasan ini. Sulit keluar, sulit bertemu, sulit juga keuangan. Apalagi jelang hari raya yang biasanya justru menjadi puncak silaturahim. Tapi tidak ada cara lain kecuali bersabar guna memastikan mata rantai penyebaran COVID-19 sudah habis terputus. Indonesia harus menang lawan COVID-19, Indonesia jangan terserah," kata Netty.