Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
9fb66041-a52b-477c-9023-ebdc1641f4cd.jpeg
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) berhasil menerbitkan Orange Bonds senilai Rp16 triliun sekaligus Orange Sukuk pertama di dunia. (Dok. PNM)

Intinya sih...

  • PNM menerbitkan Orange Bonds senilai Rp16 triliun dan Orange Sukuk pertama di dunia.

  • Program Mekaar telah menjangkau 13,3 juta perempuan prasejahtera di seluruh Indonesia.

  • Orange Bonds PNM dapat mengurangi ketergantungan pada pembiayaan perbankan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mencatat tonggak penting dalam dunia keuangan berkelanjutan. Pada Juni 2025, perusahaan jasa keuangan non bank ini berhasil menerbitkan Orange Bonds senilai Rp16 triliun sekaligus Orange Sukuk pertama di dunia.

Langkah ini menempatkan Indonesia sejajar dengan pemain besar global, karena menjadi penerbit kedua di Asia dan kelima di dunia.

1. Dana global kini bisa langsung menyentuh ke pelosok desa

PNM memberikan pelatihan dan literasi digital kepada nasabah binaan. (dok. PNM)

Seluruh penerbitan terserap hanya dalam delapan hari book building dengan tingkat kupon kompetitif 6,25 persen untuk tenor 1 tahun, 6,65 persen untuk 3 tahun, dan 6,85 persen untuk 5 tahun. Menariknya, banyak investor justru memilih tenor panjang yang menjadi indikasi kuat bahwa pasar percaya pada misi sosial PNM meski kondisi global tengah bergejolak.

“Momentum ini saya istilahkan sebagai mempertemukan Wall Street dengan Backstreet. Dana global kini bisa langsung menyentuh perempuan miskin di pelosok desa,” ujar Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi.

2. Program Mekaar telah menjangkau 13,3 juta perempuan prasejahtera di seluruh Indonesia

PNM cabang Medan meresmikan Lorong Mekaar di Jalan A. R Hakim, gang Sila, Kelurahan Tegal Sari II, Kecamatan Medan Area, Kota Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Kepercayaan investor tidak lahir tiba-tiba. Sejak 2015, PNM konsisten menjalankan program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), pembiayaan berbasis kelompok dengan metode tanggung renteng. Hingga Agustus 2025, Mekaar telah menjangkau 13,3 juta perempuan prasejahtera di lebih dari 6.100 kecamatan di seluruh Indonesia.

Awalnya hanya berfokus pada usaha subsisten, kini setidaknya 1,8 juta nasabah berhasil “naik kelas” ke Pegadaian dan BRI untuk memperoleh pembiayaan lebih besar. Realisasi pembiayaan juga tumbuh pesat, dari Rp4,2 triliun (2017) menjadi Rp68,2 triliun (2024). Hingga Agustus 2025, penyaluran mencapai Rp43,3 triliun.

Kesuksesan PNM bukan hanya diukur dari pembiayaan. Pendapatan PNM Mekaar per Agustus 2025 tercatat Rp10,01 triliun dengan laba Rp1,02 triliun. Inovasi digital juga terus dikembangkan melalui aplikasi SenyuM Mobile, serta inisiatif pemberdayaan petani perempuan di Subang lewat program TJSL.

Di kancah internasional, PNM mempresentasikan model Mekaar pada forum PBB CSW ke-68 di New York, serta mendapat pengakuan berupa kunjungan pejabat Bangladesh untuk belajar dari sistem ini.

3. Orange Bonds dapat mengurangi ketergantungan pembiayaan perbankan

ilustrasi gedung PNM (dok. PNM)

Orange Bonds PNM sejalan dengan target Sustainable Development Goals (SDGs). Pemerintah melalui Bappenas menegaskan bahwa anggaran negara hanya mampu menutup 40 persen kebutuhan pendanaan SDGs. Sisanya harus dipenuhi sektor swasta, filantropi, dan instrumen inovatif seperti obligasi tematik.

“Pemberdayaan perempuan adalah game changer. Potensinya bisa menambah 9-10 persen PDB jika dioptimalkan,” jelas Arifin Rudiyanto, Koordinator Tim Ahli SDGs Bappenas.

Amich Alhumami, yang juga dari Bappenas, menambahkan bahwa pasca pandemi kebutuhan pembiayaan SDGs melonjak hingga Rp12.000 triliun, dengan gap Rp2.400 triliun. Orange Bonds menjadi jawaban konkret atas kekurangan tersebut.

Seluruh persyaratan regulasi OJK terpenuhi, termasuk verifikasi independen dari Impact Investment Exchange (IIX) untuk memastikan dampak nyata terhadap kesetaraan gender. Antusiasme tinggi membuat PNM berencana menerbitkan tahap kedua senilai Rp1,02 triliun pada akhir 2025, dengan minat signifikan dari investor asing.

OJK menilai keberadaan Orange Bond sebagai diversifikasi sumber dana non-bank yang krusial, mengurangi ketergantungan pada pembiayaan perbankan.

PNM telah membuktikan bahwa akses modal tidak harus eksklusif untuk korporasi besar. Dengan Orange Bond, modal internasional kini bisa mengalir hingga ke warung kecil di pelosok desa. CNBC Indonesia pun memberi apresiasi lewat penghargaan Best Ultra Micro Finance for Empowering Women in Business.

“Tidak mungkin semua bisa kami layani. Tapi kalau kami bisa menginspirasi pihak lain untuk ikut menyentuh segmen ini, misi kami sudah tercapai,” tutup Arief. (WEB)

#PNMuntukUMKM
#PNMPemberdayaanUMKM

Editorial Team