Ilustrasi lalu lintas. (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)
Selain itu, Ditlantas Polda Metro Jaya sudah menyiapkan empat skenario.
Pertama, mengupayakan agar kendaraan di lajur kanan, yang pada kondisi normal digunakan untuk rute Jakarta menuju Cikampek, kini digunakan untuk kendaraan yang ke luar tol dari timur menuju Jakarta. Skenario ini diharapkan bisa mengurangi antrean kendaraan arus balik di GT Halim.
“Kalau lajur kiri memang sudah pasti bisa ke luar kan ke Bekasi Barat. Kalau yang kanan, dia tidak harus ke kiri dulu untuk bisa ke luar, dia bisa ke luar ngambil di jalur yang tadinya buat masuk sekarang dipakai buat ke luar karena kan ditutup di ujung, kan satu arah semua, jadi yang mau ke arah Cikampek kan pasti ditutup,” kata Sambodo.
Kedua, memecah kepadatan di GT Halim, yaitu menutup GT Cikunir yang menuju Cawang, dan mengalihkan arus lalu lintas dari Tol Layang MBZ ke JORR dan Tanjung Priok.
“Di Cikunir akan kita tutup. Orang tidak boleh ke luar menuju Tol Kota yang dari MBZ langsung diarahkan ke JORR. Semua harus ke luar di JORR. Pokoknya tidak turun ke bawah, tapi ke samping,” ungkap Sambodo.
Ketiga, Polda Metro Jaya berkoordinasi dengan Jasa Marga untuk menyediakan mobile card reader guna mempercepat transaksi, sehingga mengurangi kepadatan di gardu ke luar tol.
Keempat, memberlakukan kendaraan tanpa bertransaksi atau gratis saat melintas GT Halim. Skenario ini dilakukan jika antrean kendaraan di GT Halim mencapai lebih dari 1 kilometer.
“Kalau memang antrean juga tetap dari satu kilometer maka tol akan digratiskan,” tutur Sambodo.