Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi tabung oksigen medis (ANTARA FOTO/Novrian Arbi).

Jakarta, IDN Times - Polda Metro Jaya telah melakukan penyelidikan terkait kelangkaan oksigen di DKI Jakarta dan sekitarnya. Hasilnya, kelangkaan tersebut disebabkan naiknya permintaan dari perseorangan yang luar biasa.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, mengungkapkan peningkatan permintaan oksigen naik seiring lonjakan keterisian rumah sakit. Meski demikian, sebenarnya produsen oksigen masih sanggup memasok untuk rumah sakit.

"Nah ini yang ramai di luar adalah, adanya warga yang membeli di toko (pasar) Pramuka. Misalnya, toko-toko yang biasa tempat menjual tabung gas, mereka merasa kehabisan karena adanya permintaan perorangan. Mereka takut kehabisan tabung gas sehingga mereka membeli ramai-ramai, ini yang akan terjadi kepanikan dari masyarakat," ujar Yusri di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (30/6/2021).

1. Prioritaskan untuk rumah sakit!

Tenaga kesehatan membantu seorang pasien COVID-19 usai pelaksanaan shalat Idul Fitri di halaman Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (13/5/2021). ANTARA FOTO/Moch Asim

Untuk itu, dia mengimbau agar masyarakat tidak panik. Yusri meminta masyarakat untuk ikut memikirkan ketersediaan oksigen bagi rumah sakit, meski produsen juga menambah kapasitas dalam produksi.

"Makanya, skala prioritas di sini untuk rumah sakit-rumah sakit karena banyak rujukan orang ke rumah sakit. Ini lebih penting bukan untuk kepentingan perorangan," kata Yusri.

"Mungkin dia punya kelebihan uang lalu menyimpan (oksigen) akhirnya akan terjadi kekurangan, maka kami mengimbau untuk masyarakat tidak usah terlalu panik," imbuhnya.

2. Pedagang tak siapkan stok sehingga seolah-olah persediaan menipis

Ilustrasi tabung oksigen medis. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi).

Sebelumnya, Ketua Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka, Edy Haryanto, mengatakan tingginya permintaan tabung oksigen medis yang terjadi secara bersamaan membuat pedagang tidak menyiapkan stok di tokonya. Sehingga, seolah-olah persediaan oksigen menipis.

"Mungkin karena permintaan juga berbarengan jadi pas di toko kan tidak banyak, tapi enggak ada masalah," ujar Edy.

Meski demikian, Edy mengatakan untuk harga jual tabung oksigen medis di Pasar Pramuka saat ini sedikit mengalami kenaikan, meski tidak menyebutkan angkanya.

Dia menambahkan untuk rata-rata penjualan tabung oksigen medis di antara pedagang per harinya juga tak menentu.

"Rata-rata hitungannya tidak bisa harian, kadang dalam sehari tidak bisa keluar lima atau enam tabung. Jadi rata-ratanya bulanan. Per bulan bisa jual sampai 40-50 tabung. Sekarang bisa 60 tabung secara keseluruhan," kata Edy.

3. Dinkes DKI Jakarta jamin ketersediaan oksigen

Ilustrasi pekerja mengisi ulang tabung oksigen di Radix Gas Medical, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga telah menjamin ketersediaan tabung oksigen medis di Ibu Kota. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menjamin ketersediaan pasokan tabung oksigen medis di rumah sakit.

"Kami selalu berkomunikasi kalau ada kendala dari arah suplier karena ada keterbatasan armada atau SDM kami siap membantu untuk bisa bisa sampai ke rumah sakit," ujar Widyastuti.

Editorial Team