Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, ada persepsi yang salah mengenai fokus protes pendemo, yakni kenaikan tarif.
"Naik tarif gak serta merta menaikkan pendapatan. Tarif yang diminta itu lebih dari dua kali lipat. Perbandingannya luar biasa. Menaikkan tarif berpotensi menurunkan pendapatan," ujar Ridzki di Kantor Grab Indonesia, Jakarta, Jumat (6/4).
Ridzki mencontohkan, dengan tarif Rp 2.000,00 per kilometer pengemudi bisa mendapatkan 20 pemesanan dalam sehari. Pengemudi pun mendapatkan penghasilan Rp 400 ribu. Namun, ketika tarif dinaikan jadi Rp 4.000,00 per kilometer, pengemudi bisa hanya mendapatkan 7 pemesanan dengan penghasilan Rp280 ribu.
"Potensinya gak ada yang mesen. Permintaan yang gak bertanggung jawab bisa membayakan mitra pengemudi," kata Ridzki.