Pimpinan tertinggi Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Baraja. Foto: IDN Times/Istimewa
Senada pernah diungkapkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) soal jejak Abdul Qadir Baraja di Khilafatul Muslimin.
BNPT menyebut Baraja merupakan mantan anggota NII sekaligus salah satu pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki bersama Abu Bakar Baasir (ABB) dan lainnya yang juga ikut ambil bagian dalam Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) tahun 2000.
"Baraja telah mengalami dua kali penahanan, pertama pada Januari 1979 berhubungan dengan Teror Warman, ditahan selama tiga tahun. Kemudian ditangkap dan ditahan kembali selama 13 tahun, berhubungan dengan kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur pada awal tahun 1985," kata Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen R Ahmad Nurwakhid, kepada wartawan, Selasa (31/5/2022) lalu.
Adapun dampak ideologis, gerakan ini memiliki visi dan ideologi perubahan sistem sangat rentan bermetamorfosa dalam gerakan teror.
"Lihatlah kasus penangkapan NAS tersangka teroris di Bekasi yang ditemukan di kontrakannya kardus berisi Khilafatul Muslimin dan logo bordir Khilafatul Muslimin," katanya.