ilustrasi pistol (IDN Times/Mardya Shakti)
Mereka kemudian mengarahkan senjatanya kepada pilot, meminta keluar dari pesawat terbang Quest Kodiak. Pilot ditodong dengan senjata api lalu disuruh duduk di tanah.
Tak lama berselang, sekelompok kawanan bersenjata api itu menurunkan barang-barang dari dalam pesawat terbang. Setelah semua barang diturunkan, mereka merusaki pesawat terbang Quest Kodiak berbaling-baling tunggal itu dan kemudian membakarnya.
Adapun sang pilot bernama Alex Lufercheck berhasil melarikan diri dari kawanan orang bersenjata itu ke Kompleks Gereja di Kampung Togai. Ia berjalan kaki sekitar tiga jam dari Bandara Kampung Pagamba.
Keesokan harinya, Kamis (7/1/2021), Lufercheck dijemput dengan helikopter yang dipiloti Kapten Nathan Fagerlie, yang juga berkewarganegaraan Amerika Serikat. Helikopter tersebut terbang dari Bandara Wamena menuju Bandara Nabire. Fagerlie diketahui merupakan penanggung jawab pilot MAF di Bandara Wamena.
Kapolda Papua saat itu, Irjen Paulus Waterpauw, mengakui menerima informasi lain yang masih perlu diperiksa kembali terkait penyebab insiden perusakan dan pembakaran pesawat terbang Quest Kodiak MAF di Intan Jaya.
"Ada informasi lain yang kami terima bahwa seakan-akan itu terjadi akibat perebutan penumpang yang ingin naik ke dalam pesawat. Tapi informasi sifatnya sepihak yang perlu kami dalami kebenarannya. Tapi saudara Alex Luferchek sebagai korban mengaku hanya tahu sesaat setelah mendarat ada sekelompok orang bersenjata api muncul dari semak-semak," kata Waterpauw.