Mengunjungi tempat parfum palsu diproduksi, IDN Times melihat berbagai botol parfum dan kardus kemasan dalam berbagai merek terkenal. Seperti merek Ferrari, Bulgari, Hugo, Dunhill, dan masih banyak lagi.
"Tersangka mengumpulkan botol dari loak (pengepul barang bekas) berbagai merek. Ada botol kosong, mereka isi," kata dia.
Selain itu, parfum yang telah dikemas dan siap dijual mengandung alkohol yang tidak sesuai dengan standar.
"Yang bersangkutan memproduksi parfum dalam berbagai merek dengan kandungan metanol (sejenis alkohol). Harusnya, maksimalnya itu lima persen, ini malah 26 persen," beber polisi berpangkat melati tiga itu.
Tak hanya alkohol, kata Argo, parfum hasil racikan HS juga menggunakan pewarna kertas atau printer agar membuat tampilan parfum lebih menarik. Dampaknya apabila parfum tersebut digubakan adalah gangguan kulit yang berpotensi menyebabkan kanker.