Jakarta, IDN Times - Penggiringan opini mengenai penyidik KPK Novel Baswedan diduga telah merekayasa teror air keras yang menimpa dirinya berbuntut panjang. Sebab, seorang politikus dari PDI Perjuangan, Dewi Tanjung mempolisikan penyidik senior komisi antirasuah itu dengan dugaan telah membohongi publik soal ia yang telah disiram air keras pada 11 April 2017 lalu.
Dewi mendatangi Polda Metro Jaya pada Rabu siang (6/11). Kepada media, Dewi mengaku ada kejanggalan dari rekaman video CCTV yang menunjukkan luka di wajah mantan perwira kepolisian itu usai disiram air keras.
"Dari kepala yang semula diperban, lalu tiba-tiba mata yang buta, gitu kan?" kata perempuan yang sempat ikut nyaleg dari daerah Jawa Barat itu.
Sebagai bagian dari publik, Dewi merasa berhak mengetahui apakah teror air keras itu benar-benar terjadi atau rekayasa belaka. Apalagi proses pengobatan Novel di Singapura, kata dia, sempat menggunakan uang negara.
"Dia kan didanai oleh negara mencapai Rp3,5 miliar. Itu kan gak sedikit untuk biaya," tutur Dewi.
Lalu, apa bukti yang dibawa oleh Dewi dalam pelaporan pada siang tadi? Bukan kah Polri juga mengakui serangan air keras terhadap Novel memang nyata adanya?